Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengatakan pendangkalan Terusan Suez yang berada di wilayah Mesir menjadi salah satu penyebab impor kedelai terhambat dan menyebabkan kelangkaan di dalam negeri.
“Ada masalah transportasi. Saya dapat kabar bahwa Terusan Suez mendangkal dan adanya konflik di Timur Tengah malah membuat ketersediaan kapal dan kontainer terganggu,” kata Dirut Bulog Bayu Krisnamurthi saat Konferensi Pers Keberhasilan Bantuan Pangan Beras Menahan Laju Inflasi di Gedung Bulug Pusat di Jakarta, Kamis.
Dua faktor tersebut, lanjutnya, membuat kapal pengangkut terpaksa memutar hingga ke Tanjung Harapan dan berakibat pada keterlambatan selama tiga minggu.
Oleh karenanya, ia menilai permasalahan transportasi menjadi kendala terbesar dalam menjaga stok kedelai di dalam negeri. Minimnya pasokan kedelai, juga lantaran Bulog tidak melakukan importasi pada tahun lalu. Akibatnya, impor kedelai sepenuhnya dilakukan oleh swasta.
Baca juga: NFA minta Bulog pasok kedelai ke pengrajin tahu dan tempe
Kendati demikian, bukan berarti Indonesia sama sekali tidak memiliki stok kedelai. Sejumlah daerah yakni Jawa Timur dan Banten telah mulai kedatangan kedelai yang diharapkan mampu menormalkan stok jelang Ramadhan.
“Tahun ini kita akan coba untuk melakukannya. Namun demikian kalau saya melakukan saat ini paling cepat kedelai baru datang 1-1,5 bulan lagi karena memang belum ada,” ucapnya.
Adanya kendala dalam importasi kedelai tersebut, dikatakannya telah disampaikan kepada Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gapoktindo). Bulog pun berencana mencoba sistem impor baru agar kejadian serupa tidak kembali terjadi.
Minimnya stok kedelai turut disampaikan Sekretaris Jenderal Asosiasi Kedelai Indonesia (Akindo). Hidayatullah Suralaga dalam siaran persnya (28/12/2023) lalu. Berdasarkan catatannya distribusi kedelai sempat terganggu pada awal Desember, namun pelaku usaha telah berusaha mempercepat kedatangan kedelai.
Baca juga: Badan Pangan Nasional pastikan harga beras dan kedelai terjangkau
Ia merinci, pada bulan November dan Desember, Indonesia kedatangan kedelai sebanyak 60 ribu ton dengan menggunakan kapal curah dan 75 ribu ton dengan menggunakan kontainer yang langsung didistribusikan ke seluruh Indonesia.
“Kedatangan pasokan kedelai ke Indonesia dengan menggunakan kapal curah adalah 72 kmt pada tanggal 30 Desember 2023, dilanjutkan 110 kmt selama bulan Januari 2024,: kata Hidayatullah.
Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2024