Tegal (ANTARA) - Capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo, mendukung rencana pemerintah mempercepat pembangunan giant sea wall atau tanggul laut raksasa untuk memitigasi dampak dari degradasi Pantai Utara Jawa dengan membentuk satgas.

Adapun rencana pembentukan satgas percepatan pembangunan ini disampaikan oleh Menteri Pertahanan sekaligus capres nomor urut 2, Prabowo Subianto.

"Oh iya? Saya kira ide bagus ya. Pak Prabowo yang menyampaikan?" tanya Ganjar di sela-sela kampanye di Kota Tegal, Jawa Tengah, Kamis.

Dia pun berkelakar dirinya dan Prabowo satu guru dalam hal tersebut. Oleh karena itu, Ganjar menyatakan sikap saling dukung atas rencana tersebut.

Baca juga: DKI matangkan konsep pembangunan tanggul laut raksasa

Ia menilai rencana tersebut sama dengan usulannya terkait pembangunan giant sea wall ke pemerintah pusat pada 2013. Rencana tersebut disetujui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dengan membangun tanggul laut sekaligus jalan tol Semarang-Demak.

Ganjar juga tak merasa rencana itu dicontek Prabowo. Sebab, percepatan pembangunan giant sea wall di sepanjang Pantura untuk memperkuat pertahanan laut.

"Tidak (merasa dicontek) dong, saling mendukung. Kan positif toh. Kan beliau (Prabowo) kemarin sampai tiga kali ya sama terus sama saya," ujarnya.

Kendati demikian, dia mengingatkan perhitungan pembangunan itu harus dilakukan dengan cermat demi kemaslahatan bersama.

Baca juga: Nasib Tanggul Laut Raksasa Jakarta penahan banjir

"Ya tidak apa-apa, mungkin dia untuk pertahanan laut kan. Tapi memang benar dari sisi ketahanan itu penting, karena kalau kemudian itu bisa diamankan, ya kita semua berpikir. Saya terima kasih kalau bisa kita mendapatkan dukungan. Cuman apakah bentuknya tanggul laut raksasa atau di beberapa titik, itu lebih ke organik," jelas Ganjar.

Selain itu, Ganjar memuji kinerja Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, yang sudah mengerjakan hal dan dia pun memuji hasil pekerjaan Basuki.

"Karena kami pernah bekerja sama cukup lama dengan Belanda, apalagi di Demak, terus kemudian sedikit Tegal, dan Kota Pekalongan sama Kabupaten Pekalongan agak panjang. Pak Basuki sudah mengerjakan itu, bagus banget itu," pungkasnya.

Sebelumnya, Rabu (10/11), Ketua Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas, Wahyu Utomo, mengatakan, pembangunan Tanggul Pantai dan Tanggul Laut nantinya akan melibatkan banyak pihak mulai dari berbagai kementerian, akademisi hingga para ahli.

Baca juga: Legislator: tanggul laut raksasa DKI butuh kajian komprehensif

Pemerintah berencana membentuk satuan tugas khusus untuk menyelesaikan mega proyek tersebut.

“Pasti masing-masing kementerian akan diajak sesuai tupoksinya. Dan yang tadi disampaikan kalau kita membangun ini, hilangkan isu sektoral. Jadi nanti bersama-sama mungkin dengan teman teman PU yang akan memimpin, dan akademisi yang akan diajak, dan mungkin ahli-ahli dunia,” kata Wahyu usai Seminar Nasional “Strategi Perlindungan Kawasan Pulau Jawa, Melalui Pembangunan Tanggul Pantai dan Tanggul Laut," di Jakarta, Rabu.

Adapun proyek ini ditetapkan sebagai Proyek Strategis Nasional yang kemungkinan terwujud 30 sampai 40 tahun ke depan. Proyek tanggul itu juga diprediksi akan menelan anggaran 50 hingga 60 miliar dolar AS.

Menurut dia, keterlibatan para akademisi serta ahli sangat dibutuhkan mengingat proses pembangunan tangguh laut raksasa akan tetap memperhatikan aspek-aspek ekologis laut.

Baca juga: Pemerintah bentuk tim kajian giant sea wall

KPU telah menetapkan peserta Pilpres 2024, yakni pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD nomor urut 3.

Masa kampanye berlangsung mulai 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024, sedangkan jadwal pemungutan suara pada tanggal 14 Februari 2024.

Pewarta: Narda Margaretha Sinambela
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2024