Di pelataran Museum Indonesia, ada lomba egrang, bakiak, dan panjat pinang, sementara TMII sendiri menyediakan empat batang pinang yang siap dipanjat dengan berbagai hadiah, seperti penanak nasi, pakaian, wajan, rantang, dan panci.
Para pemuda yang hanya mengenakan celana pendek bahu membahu bekerjasama memanjati pinang yang dilumuri pelicin, sedangkan penonton bersorak sorai setiap kali para pemanjat pohon pinang ini berhasil mencapai puncak.
"Saya sengaja mau main ke TMII saat 17-an," ungkap Seno (36) yang datang dari Kalimalang bersama anak istri.
Biasanya dia mengunjungi TMII setiap hari Minggu, tapi hari ini dia sengaja datang untuk memperkenalkan kemeriahan 17 Agustus pada anaknya.
Keramaian ini menjadi rezeki bagi para pedagang di TMII yang mencari nafkah dengan menjual makanan, minuman, layangan, dan mainan anak.
Ina (52) salah satu penjual kopi di TMII memanfaatkan momen kemerdekaan ini untuk meraih untung yang lebih besar.
"Semoga hari ini ramai yang beli, saya akan jualan sampai malam," ujarnya.
TMII sendiri dipenuhi nuansa merah putih dari bendera yang menghiasi setiap sudut dan pagar-pagar yang mengelilingi tiap anjungan.
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013