Jakarta (ANTARA News) - Jenazah seorang warga negara Indonesia (WNI) yang diyakini tewas dalam serangan rudal Israel ke Libanon, yaitu Siti Maemunah binti Muhtar Bisri, telah dievakuasi keluar Lebanon.
Pernyataan tersebut dikemukakan oleh Juru Bicara Departemen Luar Negeri (Deplu) Desra Percaya yang dihubungi ANTARA News di Jakarta, Senin.
"Saat ini sudah dalam perjalanan keluar Libanon menuju Damaskus, Suriah dan diharapkan akan sampai di Damaskus malam ini untuk kemudian dibawa menuju Indonesia," katanya.
Menurut Desra, jika semuanya sesuai dengan rencana, maka jenazah Siti Maemunah akan tiba di Indonesia pada pertengahan pekan ini.
Untuk mempercepat pemulangan jenazah Siti Maemunah itu pekan lalu Pemerintah Indonesia telah mengirimkan satu tim yang terdiri atas pihak Deplu dan Depnakertrans ke Libanon.
Tim tersebut mengemban tiga tugas, yaitu mempercepat pemulangan jenazah Maemunah, evakuasi para WNI di Lebanon dan pemetaan kondisi terakhir di lapangan.
Upaya pemulangan jenazah Siti Maemunah yang merupakan Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Sukabumi, Jawa Barat, yang bekerja pada sebuah keluarga berkebangsaan Kuwait dan tengah ikut majikannya berlibur di Libanon itu, menurut Desra, memang tidak mudah karena jenazah itu berada di kota yang diblokade Israel.
Jenazah Siti Maemunah ditemukan pada Rabu lalu di sebuah rumah sakit di Kota Tire, Libanon selatan yang merupakan basis dari gerilyawan Hizbollah, sehingga situasi keamanan di kota tersebut belum kondusif karena masih menjadi target serang militer Israel.
"Di Libanon itu sekarang kita bagi dua zona, para WNI yang berada di bagian selatan kita ungsikan ke Beirut sedangkan yang di Beirut kita keluarkan ke Damaskus. Kalau sudah berada di Beirut relatif lebih aman," kata Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Deplu, Ferry Adamhar, di tempat terpisah.
Desra juga mengatakan, hingga saat ini sebagian besar WNI yang masih bertahan di Lebanon adalah para TKW atau orang-orang Indonesia yang menikah dengan warga setempat.
"Mereka rata-rata menilai masih cukup aman, karena ikut dengan majikannya atau keluarganya. Ada sekitar 23 orang yang kebanyakan tinggal di Libanon Utara yang relatif cukup aman," ujarnya.
Berita kematian Siti Maemunah --yang lahir pada 1982-- itu didapat dari seorang warga negara Kuwait yang mempekerjakan Siti sejak Januari 2006.
Warga negara Kuwait yang berinisial HAAN itu, ujar Desra, pada Minggu, 23 Juli 2006 mendatangani KBRI di Kuwait dan menyampaikan bahwa sembilan anggota keluarganya beserta satu orang Pembantu Rumah Tangga (PRT) asal Indonesia telah menjadi korban serangan Israel ke Libanon pada 13 Juli 2006.
Musibah itu dialami mereka ketika sedang berlibur ke Libanon di wilayah Ba Seleh Qodo Sur.
Saat ini, staf KBRI yang masih bertahan di Libanon terdiri atas satu diplomat dan dua staf lokal. Sementara itu, beberapa staf lainnya termasuk Duta Besar Abdullah Syarwani beserta puluhan WNI yang berdomisili di Libanon telah dievakuasi ke Suriah akibat situasi keamanan yang semakin tidak kondusif di Libanon.
Menurut jubir Deplu, KBRI di Beirut telah melakukan berbagai upaya, baik melalui televisi, suratkabar, dan radio, untuk mengontak para WNI lainnya di Libanon agar menghubungi KBRI jika ingin dievakuasi keluar dari wilayah Libanon. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006