Jakarta (ANTARA) - Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono memastikan kerja sama pengembangan budi daya lobster antara Republik Indonesia (RI) dengan Vietnam untuk kepentingan masuk dalam rantai pasok global (global supply chain) serta memperkuat posisi sebagai pemasok perikanan budi daya di kawasan Asia.

"Kita harus belajar. Sebagai negara tetangga, saya katakan kita harus bisa menjadi bagian dari global supply chain kalau misalnya Indonesia-Vietnam bersatu. Vietnam hebat, tarif masuk (produk perikanan) ke Eropa nol persen, nilai ekspornya di atas 10 miliar dolar AS. Kita masih belum. Ini kalau kita bersama-sama, saya katakan sama Vietnam, kita akan jadi jagoan di kawasan," ujar Menteri Trenggono dalam dalam Outlook dan Program Prioritas Sektor Kelautan dan Perikanan 2024 di Jakarta, Rabu.

Langkah ini sebagai upaya menjadikan Indonesia sebagai bagian dari rantai pasok (supply chain) perikanan dunia.

Trenggono mengakui, malam ini bertolak ke Vietnam mendampingi Presiden Joko Widodo, ia juga menuturkan kunjungan itu salah satunya terkait kerja sama perikanan termasuk soal pengembangan budidaya lobster di Indonesia.

Menteri Trenggono memaparkan, KKP dengan Kementerian Pertanian dan Pembangunan Pedesaan Vietnam sebelumnya telah menandatangani kerja sama perikanan tahun lalu. Sehingga dengan kunjungan kenegaraan ini, realisasi dari kerja sama tersebut bisa segera dilakukan.

"Malam ini saya pergi ke sana mendampingi Bapak Presiden, pertama kerja sama soal sektor perikanan. Jadi umum. Terus kemudian yang kedua salah satunya untuk melanjutkan, jadi mempercepatlah karena MoU-nya sudah ditandatangani. Jadi kita tinggal peresmian penandatangan MoU sektor perikanan itu. lobster, BBL salah satunya ada di dalam perjanjian itu," ujarnya pula.

Trenggono melanjutkan, kerja sama dengan Vietnam akan mendorong tumbuhnya hilirisasi sektor perikanan di Indonesia, termasuk untuk komoditas lobster. Di samping itu, akan terjadi transfer teknologi dan etos kerja yang dapat meningkatkan kemampuan para pembudidaya lobster di dalam negeri.

Diakuinya, yang menjadi kendala pengembangan budidaya lobster di Indonesia selama ini di antaranya persoalan pakan hingga teknologi budidaya yang masih sangat tradisional. Dengan kerjasama ini, dia optimis persoalan tersebut bisa tersolusikan, dan benih bening lobster (BBL) tidak lagi menjadi komoditas penyelundupan yang berujung kerugian negara.

Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2024