"Kami memberikan festival jazz yang penampilnya orang Indonesia semua. Visinya, kami ingin memberikan apresiasi dan wadah bagi musik Indonesia, khusus Indonesia," kata Adrian Bramantyo, ketua panitia IJF saat menggelar jumpa pers di Jakarta, sore ini.
Menurut kata Andi Nooriman, General Manager ALBA Production, penyelenggara IJF, musisi Indonesia tak kalah dengan musisi asing. "Kenapa musisi luar dibayar mahal dan musisi kita kadang nggak ada apresiasinya."
Andien, salah satu penyanyi yang mengisi festival ini mengaku tertarik dengan "niat mulia" penyelenggara mengadakan acara bagi musisi lokal sehingga bersedia bergabung.
IJF akan menampilkan sejumlah musisi yang tak asing bagi penikmat jazz seperti The Groove, Soulvibe, Andien, Indro Hardjodikoro, Benny Likumahuwa, Barry Likumahuwa Project, Syaharani and QueenFireworks, dan Ireng Maulana. Meski nama-nama itu kerap tampil di berbagai acara jazz, Bramantyo menjanjikan penampilan mereka akan menampilkan "rasa Indonesia" dengan caranya masing-masing.
Ia pun memberi ruang pada bibit-bibit baru di jazz. Selain nama-nama yang terkenal, IJF juga menampilkan band baru jazz Indonesia.
"Musisi baru kami tampilkan di welcoming stage," kata Nooriman.
Bila festival lainnya menggunakan "jazz", mereka memilih menggunakan nama "jass" merujuk pada Original Dixieland Jass Band, band yang melakukan rekaman pertama musik jazz tahun 1917.
Indonesian Jass Festival akan diselenggarakan selama dua hari, 30-31 Agustus di Istora Senayan, Jakarta. Harga tiket dijual senilai Rp 165.000 untuk tiket harian dan Rp 250.000 untuk tiket terusan.
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013