Denpasar (ANTARA News) - Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla mengintrusksikan agar sepanjang pantai Sumatera-Jawa-Bali-Nusa Tenggara yang rawan terhadap gempa dan tsunami dipasangi sirena, sehingga masyarakat dengan cepat menyelamatkan diri. "Wapres mengintruksikan agar dalam waktu tiga bulan sejak minggu lalu tanda bahaya itu sudah siap beroperasi," kata Menteri Negara Riset dan Teknologi, Kusmayanto Kadiman, di Kuta, Bali, Senin. Di sela-sela mengikuti pertemuan Koordinator Grup Antar-pemerintah untuk sistem Mitigasi dan Penanganan Bencana yang melibatkan utusan 170 peserta dari 48 negara, ia mengatakan kini sedang dilakukan pemetaan terhadap daerah-daerah rawan gempa dan tsunami. Bali menjadi salah satu daerah perioritas pemasangan sirene di menara-menara milik operator seluler dan kerjasama untuk itu sedang diupayakan. Menristek Kusmayanto menjelaskan Indonesia dengan peralatan yang masih cukup sederhana telah mampu mengetahui secara rinci gempa dalam waktu 20 menit. "Kekuatan gempa dan lokasi sudah dapat diketahui secara pasti dan dalam waktu 10-15 menit kemudian dapat diketahui apakah gempa disusul dengan tsunami atau tidak," kata Menristek Meneg Ristek Kusmayanto Kadiman. Namun kejadian tsunami sejak terjadinya gempa hanya berselisih 20 menit, sehingga hanya ada waktu lima menit untuk memberitahukan masyarakat untuk menyelamatkan diri dengan cara terbaik. "Pemberitahuan yang sangat mendesak itu akan dilakukan dengan membunyikan sirena di masing-masing tower dan masyarakat saat itu pula menyelamatkan dirinya," ujar Meneg Ristek Kusmayanto Kadiman. Bali sebagai daerah tujuan wisata dan penghasil devisa negara, terhadap rencana pemasangan tanda bahaya tersebut sudah dikoordinasikan dengan Gubernur Bali beserta jajarannya. Satu tim dari Kantor Menristek juga mengadakan pertemuan dan persiapan untuk itu, termasuk latihan penanggulangan bencana tsunami, dan pertemuan membahas menanggulangi bencana alam secara nasional di Bali, 26 Desember mendatang. Dipilihnya Bali sebagai tempat latihan dan pertemuan membahas kesiapan menghadapi dan menanggulangi bencana alam secara nasional, mengingat Bali memiliki potensi bencana alam itu. Hampir seluruh kawasan pantai di Indonesia barat, kawasan timur, termasuk Bali rawan terhadap bencana tsunami. Di berbagai tempat di kawasan Indonesia itu sedikitnya terdapat 212 titik rawan gempa dan tsunami. (*)
Copyright © ANTARA 2006