"RAPBN 2014 itu disusun dalam suasana yang memang harus mampu mengatasi situasi ekonomi global yang tidak pasti dan gejolak harga komoditas," kata Chatib Basri di Jakarta, Jumat, dalam Keterangan Pers Pemerintah RI tentang Nota Keuangan dan RUU APBN Tahun Anggaran 2014.
Ia menambahkan, RAPBN tahun depan juga disusun dalam latar belakang perlambatan pertumbuhan ekonomi di samping juga tetap memperhatian RPJMN 2010-2014.
Oleh karena itu, menurut dia, RAPBN 2014 harus mampu mengantisipasinya melalui kebijakan ekonomi makro yang harus baik.
"RAPBN 2014 harus bisa mendukung pertumbuhan, penciptaan lapangan kerja, dan infrastruktur," katanya.
Selain itu, RAPBN 2014 juga harus bisa menjaga daya beli melalui insentif fiskal.
RAPBN 2014 diharapkan mampu mendorong kesejahteraan dan perlindungan sosial melalui sejumlah program di antaranya PNPM Mandiri.
"Intinya RAPBN 2014 harus mendorong komposisi pertumbuhan baru yang berbasis sumber daya manusia, industri, inovasi," katanya.
Ia berpendapat RAPBN 2014 yang penting juga harus berkelanjutan dan mampu menurunkan rasio utang.
Pendapatan negara dalam RAPBN 2014 direncanakan mencapai Rp1.662,5 triliun, sedangkan belanja negara direncanakan mencapai Rp68,4 triliun dan penerimaan hibah Rp1,4 triliun.
Dalam tahun 2014, pemerintah berencana menerbitkan beberapa paket kebijakan optimalisasi penerimaan perpajakan, seperti memperluas basis pajak untuk merealisasikan potensi penerimaan pajak, meningkatkan langkah ekstensifikasi dan intensifikasi perpajakan, dan penyesuaian tarif cukai rokok.
Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013