... konservasi kawasan lama juga positif terhadap investasi dari luar negeri... "
Jakarta (ANTARA News) - "Semarang sebagai kota maritim memiliki nilai penting sehingga konservasi kawasan-kawasan tua ibukota Jawa Tengah itu terus didorong. Termasuk melalui kerja sama dengan pemerintah negara-negara Nordik," kata Ketua Komite Nordik KADIN Pusat, Donnie Yoesgiantoro.
Ada banyak keuntungan dengan konservasi kawasan-kawasan lama Semarang itu selain nilai kesejarahannya. "Konservasi mengajar kita banyak hal, di antaranya mempelajari kembali teknik tata kota saat ini," katanya.
"Program konservasi kawasan lama juga positif terhadap investasi dari luar negeri," katanya, di Jakarta, Jumat.
Dia bersama 44 koleganya turut dalam kursus reguler Lembaga Pertahanan Nasional pada 2013. Mereka akan studi banding ke negara-negara Swedia, Belanda, dan Eropa Barat lain. Pola ketahanan nasional masing-masing nasional dari berbagai aspek menjadi kajian mereka.
Kawasan kota lama Semarang secara umum karakter bangunan di wilayah ini mengikuti bangunan-bangunan di benua Eropa sekitar 1700-an, di antaranya Prangko Mercusuar, yang dibangun pada 1884, dan Stasiun Semarang Tawang di Jalan Pengapon, dibangun pada 16 Juni 1864-10 Februari 1870 yang melayani jalur Semarang-Jogja-Solo.
Gereja Blenduk Semarang yang kini berusia lebih dari 200 tahun dan dijadikan "tetenger" (landmark) kota Semarang, di Jalan Letnan Jenderal Suprapto 32, Susteran Ordo Fransiskan di Jalan Ronggowarsito 8, yang dibangun pada 1808, Jembatan Mberok yang dibangun pada 1705, dan kantor Bank Export Import Indonesia di Jalan Mpu Tantular 19-21 Semarang dibangun pada 1908.
Khusus perdagangan dan investasi dengan negara-negara Nordik, kata dia, banyak sekali peluang yang belum dimaksimalkan, di antaranya pariwisata dan komoditas natural bernilai tambah.
Dalam lima tahun terakhir, perdagangan Indonesia dan Swedia meningkat 6,91 persen. Total perdagangan bilateral tahun 2012 mencapai 1,46 miliar dolar Amerika Serikat, meningkat sebesar 28 persen dari tahun sebelumnya yang mencapai 1,05 miliar dolar Amerika Serikat.
Total ekspor Indonesia ke Swedia pada 2012 mencapai 180 Juta dollar Amerika Serikat (2008 senilai 128.4 juta dollar Amerika Serikat) berupa produk tekstil, makanan, kopi, tembakau dan bahan-bahan baku.
Total impor Indonesia dari Swedia pada 2012 mencapai 723,6 juta dollar AS (2008 sebanyak 752,3 juta dollar Amerika Serikat) berupa peralatan telekomunikasi, mesin-mesin industri, alat berat konstruksi dan pertambangan.
Indonesia mengalami defisit perdagangan lebih dari 540 juta dollar Amerika Serikat pada 2012.
Pewarta: Ade P Marboen
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013