Jakarta (ANTARA News) - Mahasiswa di wilayah DKI Jakarta yang tergabung dalam Perkumpulan Muslim Dunia Bagi Penegakan Demokrasi dan HAM (World Islamic Society for Democracy and Humanity/Wisdoms) mendukung pemerintah melakukan tindakan tegas untuk membantu penyelesaian masalah Mesir.
"Kami ingin ada tindakan nyata dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono karena pernyataan yang tegas dan berani dari Indonesia akan memberikan dampak terhadap penyelesaian masalah di Mesir," kata Arif Aditya, koordinator lapangan aksi unjuk rasa "Selamatkan Mesir, Hentikan Pembunuhan Massal" di Jakarta, Jumat.
Menurut dia, beberapa negara di Timur Tengah menunggu aksi nyata dari Indonesia yang demokrasinya dianggap berkembang setelah gerakan reformasi tahun 1998.
"Kapasitas pemerintah Indonesia sangat menentukan penyelesaian persoalan di Mesir dan pada umumnya permasalahan di wilayah Timur Tengah agar bisa mendorong seluruh negara muslim lain membantu menyelesaikan pertikaian," kata Arief.
Para mahasiswa juga menuntut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Organisasi Islam Internasional (OKI), serta lembaga swadaya masyarakat yang fokus terhadap Hak Asasi Manusia mengajukan tuntutan hukum kepada pasukan militer di bawah komando Jenderal Al Asisi.
Arif mengajak masyarakat Muslim di seluruh Indonesia untuk menggelorakan dukungan bagi rakyat Mesir agar tuntutan perdamaian dapat didengar dunia internasional.
Ia mengatakan, aksi unjuk rasa akan dilakukan lagi untuk mendukung penyelesaian masalah Mesir. Jumlah mahasiswa yang ikut dalam aksi tersebut sebanyak 500 orang.
Aksi unjuk rasa para mahasiswa itu berlangsung damai.
Polisi menerjunkan personel Sabhara dan Brigade Mobil untuk mengamankan aksi unjuk rasa yang dilakukan dari Bundaran Hotel Indonesia hingga di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jalan Medan Merdeka Selatan.
Menurut Kepala Kepolisian Resor Jakarta Pusat, Komisaris Besar Pol. A.R. Yoyol, sebanyak 1.000 personel polisi dikerahkan untuk menjaga aksi unjuk rasa itu
"Berdasarkan laporan, sekitar 4.000 peserta melakukan unjuk rasa penyelesaian masalah Mesir yang berlangsung sejak pukul 13.00 dan direncanakan berakhir pukul 17.00 WIB," kata Yoyol.
Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2013