Wulanggitang (ANTARA) - Tim SAR Gabungan Pos SAR Bencana Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kecamatan Wulanggitang, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), mengevakuasi 11 warga Desa Dulipali yang masih bertahan setelah kenaikan status gunung menjadi Level IV atau Awas.
"Kami evakuasi malam hari, ada orang tua dan usia rentan kurang lebih enam orang, lalu bapak-bapak ibu sekitar empat orang, anak satu orang," kata Koordinator Operasi Basarnas Gunung Lewotobi Laki-laki, Yudha Pradana Putra, di Kecamatan Wulanggitang, Flores Timur, Rabu dini hari.
Tim SAR Gabungan melakukan proses evakuasi setelah koordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Lewotobi Laki-laki.
Pos pengamatan memberi rekomendasi agar desa tersebut harus dikosongkan karena menjadi desa paling terdampak erupsi magmatik pada Rabu dini hari.
Secara umum, menurut Yudha warga desa itu telah melakukan evakuasi mandiri karena melihat dampak dari erupsi yang terjadi terus menerus. Namun, masih ada 11 warga yang memilih bertahan di sana.
Yudha menyebut proses evakuasi 10 warga Desa Dulipali dapat berjalan dengan lancar, sedangkan satu warga rentan yang merupakan tuan tanah tidak bersedia meninggalkan rumah yang ia tempati. Oleh karena itu, upaya untuk mengevakuasi orang tua lanjut usia (lansia) itu dilakukan sebanyak dua kali.
Pada upaya kedua, Tim SAR Gabungan melakukan pendekatan humanis melalui seorang anggota yang juga warga lokal. Setelah upaya negosiasi berjalan 10 menit, pria lansia itu mau dibawa ke posko pengungsian di Kecamatan Wulanggitang.
"Semua proses evakuasi dilakukan bersama seluruh Tim SAR Gabungan yakni Basarnas, PMI Sikka, Brimob Polda NTT, Polairud Polda NTT, dan potensi SAR lainnya," kata Yudha.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengimbau warga untuk meninggalkan atau mengosongkan Desa Dulipali, Kecamatan Ile Bura pascakenaikan status Gunung Lewotobi Laki-laki pada hari Selasa pukul 23.00 Wita.
Baca juga: Gunung api Lewotobi Laki-laki di Flores Timur berstatus Awas
Baca juga: PVMBG imbau tinggalkan Desa Dulipali pasca kenaikan status gunung
Pewarta: Fransiska Mariana Nuka
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024