ekonomi Indonesia yang masih mencatatkan pertumbuhan akan menahan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS lebih dalamJakarta (ANTARA News) - Mata uang rupiah kembali bergerak melemah pada Jumat pagi sebesar 35 poin seiring dengan cukup maraknya sentimen negatif di pasar uang domestik.
Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi bergerak melemah sebesar 35 poin menjadi Rp10.380 dibanding sebelumnya di posisi Rp10.345 per dolar AS.
"Sentimen negatif masih cukup dominan bagi nilai tukar rupiah sehingga pergerakannya cenderung tertekan terhadap dolar AS," kata pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Ruly Nova di Jakarta, Jumat.
Ia menambahkan turunnya cadangan devisa pada bulan Juli menjadi 92,671 miliar dolar AS serta tingginya inflasi menjadi salah satu faktor pelemahan nilai tukar rupiah.
"Meski demikian, ekonomi Indonesia yang masih mencatatkan pertumbuhan akan menahan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS lebih dalam," kata dia.
Ekonom Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih memperkirakan berpotensi melemah menuju kisaran antara Rp10.400--Rp.10.450 per dolar AS merespon cadangan devisa yang turun.
Ia mengatakan untuk mengendalikan likuiditas rupiah paska Lebaran, rencananya BI akan mengeluarkan instrumen baru yakni sertifikat deposito BI (SDBI).
"Selain itu, BI juga akan mengambil langkah-langkah pengendalian penyaluran kredit perbankan termasuk pada sektor-sektor yang megandung kandungan impor tinggi," kata dia.
Ia mengatakan kendati BI rate tidak naik tetapi instrumen kebijakan BI membawa implikasi ketatnya likuiditas rupiah, diharapkan bisa membantu penguatan rupiah.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2013