Selama masa sangat tegang ini, Sekretaris Jenderal mendesak semua rakyat Lebanon agar tetap bersatu
PBB, New York (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, Kamis (15/8), dengan keras mengutuk pemboman mobil mematikan yang mengguncang Beirut, Ibu Kota Lebanon, pada pagi hari yang sama.
"Sekretaris Jenderal dengan keras mengutuk ledakan bom mobil yang ditujukan kepada Permukiman Rouweiss di pinggiran selatan Beirut hari ini," demikian isi pernyataan yang dikeluarkan di Markas PBB, New York, oleh juru bicara Ban.
Ban menyampaikan belasungkawanya buat mereka yang tewas dan menyampaikan simpati yang mendalam bagi mereka yang cedera.
Satu sumber keamanan memberitahu bahwa ada satu mobil yang di dalamnya diletakkan 50 kilogram bom meledak di Daerah Bir El Abd di jantung Kota Beirut dan menewaskan tak kurang dari 17 orang serta melukai 212 orang lagi.
Satu kelompok yang menamakan diri Brigade Aisha Umm Al-Moemeneen belakangan mengaku bertanggung-jawab atas pemboman tersebut di dalam satu rekaman video dan mengancam akan melancarkan serangan lebih lanjut.
"Serangan dengan kekerasan semacam itu sepenuhnya tak bisa diterima dan hanya memperkuat tekad masyarakat internasional untuk terus mendukung kestabilan dan keamanan di Lebanon pada saat kemelur regional," kata pernyataan itu.
"Selama masa sangat tegang ini, Sekretaris Jenderal mendesak semua rakyat Lebanon agar tetap bersatu, agar mendukung lembaga Negara mereka dan memusatkan perhatian pada pemeliharaan kestabilan serta keamanan di Lebanon," tambah pernyataan tersebut.
Di dalam pernyataan itu, Ban juga menyampaikan harapan bahwa para pelaku ledakan akan diseret ke pengadilan sesegera mungkin.
Penjabat Perdana Menteri Lebanon Najib Miqati mengumumkan Jumat sebagai hari berkabung buat korban serangan tersebut.
Pada 9 Juli, satu mobil yang diisi bom meledak di satu tempat parkir di Daerah Bir Al-Abed di beirut, sehingga melukai 53 orang dan mengakibatkan kerusakan besar.
Pada Mei, dua roket menghantam pinggiran selatan Beirut, Shiyyah, dan melukai empat orang.
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2013