Jakarta (ANTARA) - Hasil riset Indonesia Indicator (I2) menunjukkan calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan menjadi pemenang di kalangan wargannet selama Debat Ketiga Capres Pemilu 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu malam (7/1).
Hal itu berdasarkan data exposure dan engagement perbincangan warganet tentang Anies Baswedan selama debat, sejak pukul 18.00 hingga 23.00 WIB.
"Siapa yang 'menguasai' panggung akan mendapat atensi. Jumlah percakapan Anies tertinggi; disusul Prabowo, dalam hal ini, Prabowo sebagai objek yang terseret dalam konflik," kata Direktur Komunikasi I2 Rustika Herlambang dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.
Engagement merupakan istilah merujuk pada tingkat interaksi warganet terhadap suatu objek, dalam hal ini Anies Baswedan, melalui reaksi suka, komentar, pembagian konten, dan pengunggahan ulang konten di media sosial.
Warganet mengunggulkan Anies karena dianggap menguasai panggung, sehingga Prabowo terseret-seret untuk melakukan klarifikasi terus menerus. Warganet juga mengunggah isu bahwa Anies layak menjadi juara Debat Ketiga Capres Pemilu 2024.
Baca juga: Zulhas jawab tudingan soal Prabowo miliki 340.000 hektare lahan
I2 mencatat perolehan exposure Anies Baswedan di media sosial menjadi yang terbesar di antara capres lain, dengan total unggahan 67.785 dan engagement sebesar 614.058.
Sementara itu, total exposure Prabowo Subianto mencapai 56.509 unggahan dengan 629.867 engagement dan exposure Ganjar Pranowo sebesar 51.682 unggahan dengan 354.950 engagement.
Secara umum, warganet lebih banyak fokus pada penampilan, suasana, dan jalannya debat dibandingkan dengan substansi gagasan yang disampaikan para kandidat. Warganet juga cenderung memberikan atensi kepada penampilan Prabowo yang dianggap sebagai objek serangan oleh kedua lawannya.
Di satu sisi, warganet justru merasa kaget karena serangan Anies yang dilontarkan kepada Prabowo keluar sejak segmen pertama debat, yakni pemaparan visi dan misi. Sebagian warganet memaknai strategi tersebut sebagai "tembakan" yang tepat untuk menyerang lawan.
Di sisi lain, serangan Anies itu dinilai terlalu berlebihan dan sangat personal kepada Prabowo. Mayoritas warganet menyebut Prabowo tidak dapat menahan emosi sejak awal hingga konsentrasinya buyar.
"Anies piawai dalam memilih narasi sepanjang debat. Selain memainkan emosi dengan berbagai pertanyaan atau pernyataan yang dianggap memojokkan, bahkan sejak awal penyampaian visi dan misi. Gagasannya soal peningkatan kemampuan teknologi pertahanan siber juga menarik," tutur Rustika.
Baca juga: Moeldoko: Presiden beri masukan soal debat pilpres untuk hal positif
Rustika menilai Anies memahami psikologi rivalnya, selain juga memahami karakter pemirsa. Warganet terfokus pada situasi panggung yang memanas sejak awal debat dimulai.
Prabowo bahkan mulai terseret emosi sejak pemaparan visi dan misi. Sehingga, dia sampai memasukkan kata "klarifikasi" saat memaparkan visi dan misinya.
Hal itu yang membuat warganet mulai tertarik memperbincangkannya, karena Anies dianggap berhasil memantik emosi Prabowo.
Serangan bertubi-tubi yang diterima Prabowo juga membuat sentimen negatif warganet yang mencapai 47 persen atau tertinggi di antara Anies 36 persen dan Ganjar 25 persen. Warganet menyebut jika Prabowo selalu berkilah jika dimintai data soal pertahanan oleh Anies maupun Ganjar.
Debat Ketiga Capres Pemilu 2024 diselenggarakan dengan membahas soal pertahanan, keamanan, hubungan internasional, globalisasi, geopolitik, dan politik luar negeri.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI telah menerima pendaftaran tiga bakal pasangan capres-cawapres, yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Ganjar Pranowo-Mahfud MD, dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Masa kampanye pemilu ditetapkan mulai tanggal 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024, sementara pemungutan suara dijadwalkan pada tanggal 14 Februari 2024.
Baca juga: KPU tanggapi penilaian Presiden Jokowi soal debat ketiga
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2024