Pangkalpinang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menerapkan strategi Availability, Distribusi, Affordability atau "ADA", guna menangani inflasi 2024 di Negeri Serumpun Sebalai itu.

"Alhamdulillah, inflasi Babel terus menurun dan ini harus ditekan melalui strategi ADA," kata Penjabat Gubernur Kepulauan Babel Safrizal ZA di Pangkalpinang, Selasa.

Ia mengatakan Provinsi Kepulauan Babel biasanya menempati peringkat 5 besar hingga 10 besar tertinggi tingkat inflasi nasional, namun pada saat melewati Tahun Baru 2024, berhasil menempati posisi pertengahan yaitu di posisi ke-16 dari 38 provinsi di Indonesia.

"Dalam mempertahankan capaian ini, maka pemerintah provinsi mengoptimalkan strategi ADA dalam penanganan inflasi di daerah ini," katanya.

Ia menyatakan, strategi ADA meliputi A yaitu availability merupakan ketersediaan stok bahan pokok dengan mendorong setiap pelaku produksi, seperti petani dan nelayan untuk terus berproduksi dan pemerintah akan membantu para produsen untuk mewujudkan hal tersebut.

"Dalam produksi ini, para pegawai juga diminta untuk berpartisipasi dengan cara memanfaatkan lahan atau pekarangan untuk menanam tanaman hortikultura, sehingga selain membantu ketersediaan stok bahan pokok, juga dapat mengurangi ketergantungan pasokan dari luar," katanya.

Sedangkan yang kedua adalah D yaitu distribusi atau kelancaran. Kelancaran distribusi ini akan sangat menentukan harga pokok.

"Tidak boleh ada gangguan distribusi dari Bangka ke Belitung, maupun Belitung ke Bangka dan daerah-daerah lain. Pastikan semua komoditas itu lancar, tidak ada biaya yang tak terduga, seluruhnya efisien distribusinya," ujarnya.

Sementara itu A selanjutnya adalah keterjangkauan atau affordability, yang akan meningkatkan daya beli masyarakat.

"Kalau barang ada, distribusi lancar, tapi masyarakat tidak bisa beli, tandanya daya belinya yang rendah. Kegiatan seperti operasi pasar, bantuan sosial atau bantuan keuangan, CSR akan terus dilakukan untuk meningkatkan daya beli masyarakat" ujarnya.

Pewarta: Aprionis
Editor: Evi Ratnawati
Copyright © ANTARA 2024