Washington (ANTARA News) - Peningkatan penggunaan pemindai Magnetic Resonance Imaging (MRI) bisa mendorong penerapan prosedur operasi kanker payudara yang sebenarnya tidak perlu pada perempuan lanjut usia, demikian menurut studi yang dilakukan di Amerika Serikat (AS).
Seperti dilansir kantor berita Xinhua, para peneliti di Universitas Yale mengamati penggunaan MRI payudara dan rawat bedah pada 72.461 perempuan Amerika berusia 67 sampai 94 tahun yang didiagnosa punya kanker payudara antara tahun 2000 dan 2009.
Selama masa studi, para peneliti menemukan "peningkatan cukup besar" pada penggunaan MRI payudara pra-operasi. Penggunaan MRI pada pasien yang tahun 2000 hanya satu persen meningkat menjadi 25 persen pada 2009.
Para peneliti juga menemukan bahwa perempuan yang menjalani MRI cenderung menjalani perawatan bedah yang lebih agresif.
Di antara perempuan yang menjalani mastektomi (operasi pengangkatan payudara), sebanyak 12,5 persen perempuan yang mendapat MRI menjalani mastektomi bilateral dan hanya 4,1 persen dari mereka yang tidak miliki MRI yang menjalani mastektomi bilateral.
Perempuan yang menjalani MRI juga cenderung menjalani prosedur yang disebut mastektomi contralateral prophylactic, di mana kedua payudara diangkat ketika kanker hanya ditemukan pada satu payudara.
Di antara perempuan yang menjalani masektomi, sebanyak 6,9 persen yang melakukan MRI menjalani masektomi contralateral prophylactic sementara mereka yang tidak melakukan MRI hanya 1,8 persen yang menjalani prosedur itu.
Para peneliti mengatakan data tersebut "perlu diperhatikan" karena manfaat jangka panjang terkait mastektomi bilateral pada perempuan lanjut usia dengan kanker payudara belum jelas.
"Belum ada uji klinis terkontrol acak yang menunjukkan hasil lebih baik pada perempuan yang menjalani MRI payudara pra-operasi pada usia berapa pun," kata peneliti di Yale School of Medicine, Brigid Killelea, penulis utama studi itu.
Ia menambahkan terapi untuk mempertahankan payudara, jika layak, tetap merupakan pendekatan yang lebih disukai bagi perempuan dengan kanker payudara tahap awal.
Penerjemah: Ida Nurcahyani
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2013