“Kalau dimanfaatkan untuk menanam, fungsinya tidak harus konsumsi. Tapi juga mengurangi polusi dan memberikan keindahan lingkungan. Di Jakarta selama ini banyak pagar yang kurang dimanfaatkan fungsi lainnya, padahal kalau kita tanami bisa menyerap debu,” kata Kepala DKPKP DKI Jakarta Suharini saat dijumpai di Jakarta, Senin.
Menurut Suharini, apabila langkah kecil ini juga diterapkan di banyak tempat dan banyak pihak, maka tentu hal tersebut dapat berdampak besar bagi lingkungan Jakarta.
Rooftop kantor DKPKP Gunung Sahari, Jakarta Pusat juga telah dimanfaatkan untuk menanam berbagai tanaman hortikultura (tanaman pangan). Suharini mengatakan, hasil dari kegiatan tersebut pun biasanya dijual kembali. Misalnya seikat sayuran dibanderol seharga Rp5.000.
“Kadang dibeli juga sama karyawan kita untuk Jum'at Berkah. Jadi yang Sholat Jumat di sini bebas mengambil. Nah uangnya nanti diputar kembali untuk penanaman, beli benih dan lain-lain,” jelas Suharini.
Tak hanya itu, penanaman ini juga dilakukan guna keterampilan dan mengedukasi masyarakat agar memanfaatkan lingkungan. Dengan belajar menanam dan memanfaatkan lahan, masyarakat pun juga bisa berniaga dengan menjual hasil panennya.
Hal tersebut pun tentunya dapat membantu menjaga ketahanan pangan keluarga sekaligus diharapkan dapat mengendalikan inflasi Jakarta.
Baca juga: Pemerintah Kota Cirebon fokus kembangkan usaha pertanian perkotaan
Baca juga: Warga Tuminting & BRI Ubah Lahan Timbunan Sampah Jadi Lahan Urban Farming 'BRInita'
Baca juga: Kodim diminta jadi pendorong gerakan bertani di Jakarta Utara
Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2024