Ini menjadi pemikiran kita bersama dan bahan evaluasi kita bersama sampai (gempa dengan) magnitudo di bawah lima pun saat ini kita sudah mengalami dampak pada bangunan

Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyoroti teknik pembangunan rumah di Indonesia menyusul banyaknya rumah rusak yang diakibatkan oleh gempa bumi berkekuatan kecil.

"Ini menjadi pemikiran kita bersama dan bahan evaluasi kita bersama sampai (gempa dengan) magnitudo di bawah lima pun saat ini kita sudah mengalami dampak pada bangunan. Artinya, mungkin ada yang harus kita evaluasi dengan cara kita membangun rumah," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam acara Disaster Briefing yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin.

Ia mengungkapkan banyaknya kerusakan rumah akibat gempa telah terjadi pada sejumlah kasus, seperti gempa di Lombok dengan magnitudo enam pada 2018 silam merusak lebih dari 70.000 rumah, gempa di Cianjur dengan magnitudo 5,6 pada 2022 merusak lebih dari 56.000 rumah, serta yang terbaru gempa di Sumedang dengan magnitudo 4,8 merusak lebih dari 1.400 rumah.
Baca juga: 400 rumah rusak & 500 orang mengungsi akibat gempa susulan di Sumedang

Untuk itu ia mengajak masyarakat bersama-sama menimbulkan kesadaran untuk menciptakan rumah yang aman dan tahan dari ancaman gempa bumi, terlebih jika rumah yang dibangun adalah rumah untuk dijadikan tempat tinggal manusia.

"Kita memang harus mulai memiliki kesadaran. Sekiranya saya akan membangun rumah untuk keluarga, rumahnya juga harusnya bisa melindungi keluarga, nyaman, juga aman. Ini yang kita harus pahami bersama," ujar Abdul Muhari.

Adapun untuk standar bangunan yang tahan gempa, ia menyebutkan saat ini masyarakat dapat melihat langsung berbagai macam contoh dari internet. Ia menuturkan berbagai macam model bangunan tahan gempa tersedia di internet, pun demikian dengan biaya yang tinggi atau terjangkau.

Baca juga: Pakar jelaskan cara masyarakat Minang bangun rumah yang tahan gempa
Baca juga: Komunitas Sosial Sembalun rancang rumah tahan gempa dari bambu

"Jadi masyarakat tidak perlu takut, 'mungkin kalau saya memperkuat rumah apakah akan mahal atau tidak?'. Di internet ada yang biayanya sangat ekonomis tapi secara sains sudah terbukti," ujarnya.

Diketahui, gempa bumi sebanyak tiga kali di Kabupaten Sumedang pada penghujung tahun 2023 menyebabkan terjadinya keretakan di beberapa lokasi mulai dari terowongan ganda Tol Cisumdawu hingga dinding Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) setempat.

Pada periode pergantian tahun, terjadi tiga kali gempa bumi di Sumedang yakni berkekuatan 4,1 magnitudo pada pukul 14.35 WIB, 3,4 magnitudo pada pukul 15.38 WIB, dan 4,8 magnitudo pada pukul 20.34 WIB.

Baca juga: BPBD Subang: 37 rumah rusak terdampak gempa Sumedang
Baca juga: BPBD lanjutkan verifikasi kerusakan rumah warga Sumedang

Pewarta: Sean Muhamad
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024