Jakarta (ANTARA) - Sebanyak 23 sanggar Kepulauan Seribu telah bergabung di ekosistem Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta, khususnya dalam situs dinaskebudayaan.jakarta.go.id.

Kepala Seksi Pembinaan dan Pemanfaatan Suku Dinas Kebudayaan Kepulauan Seribu Triyadi Purnomo di Jakarta, Senin, merinci mereka terdiri 19 sanggar di bidang seni musik, dua seni tari, satu seni bela diri dan satu sanggar seni sinematografi.

"Kami terus menyosialisasikan kepada masyarakat bahwa pendaftaran terus dibuka. Karena ada banyak masyarakat di Kepulauan Seribu yang memiliki bakat dan kreativitas," kata Triyadi.

Salah satu yang telah mendaftar adalah Sanggar Seribu Ceria. Pendaftaran dilakukan oleh pengurus sanggar Abizar Algifari sejak 2022.

Baca juga: Menjaga asa berkarya di tengah pandemi

Sanggar Seribu Ceria terdaftar dalam jenis sanggar produksi sinematografi, yaitu seni perekaman cuplikan video atau film secara sinematik.
 
Sanggar yang berdiri sejak 2011 silam itu memiliki kelebihan dalam penggunaan dialek lokal Kepulauan Seribu atau disebut juga 'bahasa pulo'.

Selain sinematografi, sanggar dengan anggota kurang lebih 350 orang itu juga memiliki kegiatan seperti pencak silat, tari hingga musik Islami.
 
Sanggar tersebut diikuti berbagai kalangan usia, mulai anak-anak, remaja hingga dewasa.

Baca juga: Seniman Betawi andalkan teknologi untuk berkarya di tengah pandemi

Pendaftaran dan pelatihan di sanggar diadakan secara gratis atau tanpa dipungut biaya.

Melalui, ekosistem kebudayaan DKI Jakarta, Sanggar Seribu Ceria mendapat sarana informasi serta promosi yang akurat dan valid tentang aktivitas budaya yang ada di Kepulauan Seribu, kepada masyarakat Jakarta dan wilayah lainnya di Indonesia.

Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2024