Kairo, Qahirah (ANTARA News) - Pemerintah Mesir pada Rabu memberlakukan jam malam harian di Kairo dan 13 provinsi lain di Mesir guna menangkal aksi kekerasan yang terus berkecamuk di negara itu sejak penggulingan presiden Mohamed Moursi.
Jam malam dimulai pada pukul 7 malam waktu setempat sebelum terbenamnya matahari dan berlaku hingga pukul 6 pagi, kata juru bicara pemerintah dalam pernyataan yang dibacakan di televisi nasional, lapor AFP.
Aturan tersebut berlaku di sejumlah provinsi yang meliputi Kairo, Giza, Alexandria, Beni Sueif, Menya, Assiut, Beheira, Sinai Utara, Sinai Selatan dan Suez, tulis pernyataan itu.
Pemerintah Mesir kemudian menambahkan tiga provinsi lagi ; Ismailiya, Fayoum dan Qena ke dalam wilayah yang terkena jam malam, sehingga seluruhnya berjumlah 14 provinsi dari 27 provinsi di negara itu.
Aturan itu akan berlaku hingga satu bulan ke depan, kata pemerintah, setelah sebelumnya juga diumumkan status darurat nasional selama satu bulan penuh.
Pemerintah menyatakan siapapun yang melanggar jam malam akan dijebloskan ke dalam penjara.
Pasukan keamanan Mesir pada Rabu mulai bergerak ke dua kamp protes terbesar di Kairo yang diduduki oleh para pendukung Moursi. Aksi tersebut mengakibatkan bentrokan yang segera berubah menjadi pertumpahan daerah dengan puluhan korban tewas.
Pasukan keamanan dari tentara dan polisi mulai melancarkan serangan terhadap pendukung presiden terguling Mohamed Moursi di Bundaran Rabiah Adawiyah, Kairo timur, dan Bundaran Al Nahdhah di Kairo Barat.
Koresponden Antara menyaksikan gas air mata tebal menyelimuti Bundaran Rabiah, tank tempur dan panser bergerak dari Jalan Yusuf Abbas dan Jalan Tairan dari arah Jalan Salah Salim saat upaya tersebut berlangsung.
Serangan itu mulai dilancarkan sekitar pukul 7.00 waktu setempat atau sekitar pukul 12.00 WIB, yang diikuti sejumlah tembakan senjata berat yang menggelegar sehingga menyebabkan ribuan pengunjuk rasa termasuk perempuan dan anak-anak panik.
Sebelumnya koresponden AFP melaporkan setidaknya terdapat43 jenazah di kamar mayat darurat yang didirikan petugas medis rumah sakit yang berjaga di lapangan dan mengobati puluhan terluka.
Bentrokan antara demonstran pro dan anti Moursi serta tentara keamanan sendiri telah menewaskan lebih dari 250 orang sejak akhir Juni lalu.
Penerjemah: Panji Pratama
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013