Kairo (ANTARA News) - Sekretaris Jendral Liga Arab Amr Moussa hari Minggu mendesak penyelidikan internasional atas serangan udara Israel terhadap desa Qana, Lebanon, yang menewaskan lebih dari 50 warga sipil dan menyebutnya sebagai kejahatan perang. Dalam sebuah pernyataan, Moussa mengecam serangan-serangan Israel terhadap Lebanon selatan sebagai keji dan barbar dan memuji rakyat Lebanon karena kekokohan mereka dalam menghadapi ofensif besar-besaran negara Yahudi tersebut. "Agresi oleh pasukan Israel yang ditujukan pada prasarana dan warga sipil merupakan konfirmasi atas sikap bermusuhan Israel, kekerasan sikapnya yang mengabaikan komitmen internasionalnya dan pelanggarannya atas hukum internasional," kata pernyataan itu. Moussa mendesak PBB "memenuhi tanggung jawabnya dengan menekan Israel segera menghentikan operasinya". Ia juga mendesak negara-negara Arab menunjukkan solidaritas terhadap Lebanon dengan mengirim bantuan darurat bagi para korban konflik tersebut.Sementara itu, Dewan Keamanan PBB mengadakan pertemuan darurat Minggu sore untuk membahas krisis Lebanon menjelang pertemuan pasukan penjaga perdamaian iternasional bagi kawasan itu yang dijadwalkan berlangsung Senin. Pertemuan itu diadakan atas desakan Perdana Menteri Lebanon Fouad Seniora, yang meminta PBB mengakhiri kekerasan di Lebanon setelah kematian sedikitnya 56 warga sipil akibat serangan udara Israel di desa Qana. Sekretaris Jendral PBB Kofi Annan hari Senin diperkirakan bertemu dengan para wakil dari negara-negara yang bersedia mengambil bagian dalam pasukan penjaga perdamaian yang direncanakan digelar di Lebanon, kata seorang jurubicara PBB, Minggu, di New York seperti dilaporkan DPA. DK PBB ingin memperpanjang sebulan lagi mandat 2.000 prajurit Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL) yang mengawasi perbatasan Lebanon dengan Israel. UNIFIL ditempatkan pertama kali di daerah perbatasan itu pada 1978. Disepakati pada konferensi internasional mengenai krisis Lebanon di Roma pekan lalu bahwa misi itu akan digantikan oleh pasukan penjaga perdamaian internasional di bawah mandat PBB.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006