Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Mari Elka Pangestu menawarkan kemudahan dalam bentuk layanan satu atap dan perizinan bagi produser atau sutradara kelas dunia yang ingin membuat film dengan mengambil lokasi syuting di Indonesia.
"Kami tidak memiliki fasilitas `tax break` seperti di Singapura atau Malaysia, tapi kami menjamin akan memberikan `best service` dan ada berbagai hal lain yang menarik yang kami tawarkan kepada mereka yang ingin membuat film di Indonesia," kata Menparekraf Mari Elka Pangestu di Jakarta, Rabu, saat meninjau lokasi pengambilan gambar film garapan sutradara Hollywood Michael Mann di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat.
Ia mencontohkan, berbagai kemudahan yang ditawarkan di antaranya pengurusan perizinan satu atap untuk visa, urusan imigrasi, urusan bagasi, dan layanan untuk kru film asing.
Selain itu, menurut dia, dari sisi lokasi, Indonesia memiliki beragam tempat atau latar belakang tempat syuting yang potensial.
"Kita di Indonesia punya semuanya, mau yang pegunungan, pantai, bahkan hutan, semua ada termasuk untuk kru lokal. Kita potensial untuk pembuatan film epic yang memerlukan pengerahan massa dalam jumlah besar," katanya.
Sejak 2010 sampai sekarang tercatat sudah ada empat film box office yang digarap di Indonesia meliputi Eat Pray Love, The Philosopher, Java Hits, dan film terbaru garapan Michael Mann yang belum dipublikasikan judulnya (Untitle Mann Project).
Mari berharap ke depan akan ada lebih banyak produser dan sutradara film yang tertarik untuk menjadikan Indonesia sebagai lokasi syuting film.
"Michael Mann sendiri sudah menyatakan akan membuat satu proyek film lagi yang mengambil lokasi di Indonesia," katanya.
Menurut Mari, dengan menjadi lokasi syuting film kelas dunia, Indonesia mendapatkan manfaat dari sisi promosi sehingga Indonesia terutama destinasi yang dijadikan lokasi syuting semakin dikenal di dunia.
Selain itu, manfaat yang bisa dirasakan secara langsung adalah pelibatan kru-kru lokal yang umumnya dalam jumlah besar sehingga bisa menggerakkan sektor ekonomi domestik selama waktu pengambilan gambar berlangsung.
Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013