Defisit (NPI) itu kewenangan Kementerian Perdagangan. Kemendag harus lebih intensif melakukan `safe guard`.

Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perindustrian, MS Hidayat mengatakan, solusi mengatasi defisit neraca perdagangan Indonesia (NPI) dapat dilakukan dengan menerapkan kebijakan yang berbasis pada pengamanan produk dalam negeri, dan merupakan kewenangan Kementerian Perdagangan.

"Defisit (NPI) itu kewenangan Kementerian Perdagangan. Kemendag harus lebih intensif melakukan `safe guard`, misalnya melakukan program `anti-dumping`, dan juga harus melakukan `law inforcement` terhadap barang-barang yang tidak dibubuhi label SNI dan yang tidak sah untuk beredar," kata MS Hidayat seusai melakukan halalbihalal Kementerian Perindustrian, di Jakarta, Rabu.

MS Hidayat mengatakan Kemendag harus mencabut dan/atau memusnahkan barang-barang tidak berlabel SNI atau tidak layak edar di Indonesia. Untuk melakukan itu, Kemendag perlu mendapatkan bantuan dari instansi lain seperti kepolisian dan bea cukai.

MS Hidayat mengatakan di sisi lain Kementerian Perindustrian juga akan mengkaji ulang ketentuan "Free Trade Agreement" (FTA/perdagangan bebas) dan "Economic Partnership Agreement" (EPA) yang saat ini beredar.

"Sebetulnya itu adalah wacana yang sudah dilakukan Kemenperin sejak tahun lalu. Kami coba me-`review` bahwa seluruh perjanjian bilateral maupun multilateral menyangkut EPA maupun FTA, kita harus lebih paham dalam mempertahankan kepentingan kita," ujar MS Hidayat.

Ia mengatakan bahwa implementasi dari perjanjian tersebut belum sampai 50 persen, namun defisit NPI sudah besar. Indonesia perlu memperketat segala perundingan terkait perdagangan dengan asing.

Sebelumnya Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengatakan pada semester I 2013 defisit NPI sebesar 3,3 miliar dolar AS, terdiri dari defisit migas 5,8 miliar dolar, dengan surplus non-migas 2,5 miliar dolar.

Mendag mengharapkan sektor non-migas yang cenderung aman itu, akan kembali mengalami surplus dua hingga tiga miliar dolar AS di semester II.

Mendag mengatakan pihaknya telah melakukan fokus meningkatkan nilai tambah ekspor serta fokus melakukan ekspor ke negara-negara seperti Afrika dan Amerika Latin, serta kawasan Asia seperti India dan Pakistan.

"Tapi yang perlu digarisbawahi adalah neraca migasnya, karena kita sudah impor lebih dari 13 miliar dolar AS di semester I. Kalau angka itu bisa turun, maka bisa bantu kurangi defisit. Tetapi memang kemungkinan besar akan terjadi defisit lagi di semester II," kata Mendag di kantornya, Selasa.

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013