Kanazawa, Jepang (ANTARA) - Tim penyelamat pada Senin menerjang salju dan hujan saat mereka terus mencari ratusan orang yang masih hilang akibat gempa berkekuatan magnitudo 7,6 yang melanda Semenanjung Noto di Jepang bagian tengah pada Hari Tahun Baru.
Gempa dahsyat tersebut telah menyebabkan lebih dari 160 orang tewas.
Kondisi bersalju itu juga menghambat upaya untuk memindahkan para penyintas ke hotel dan penginapan di luar Prefektur Ishikawa di tengah potensi penyebaran penyakit COVID-19 di pusat-pusat evakuasi.
Baca juga: KBRI Tokyo salurkan bantuan untuk WNI terdampak gempa
Korban tewas akibat gempa itu mencapai 161 orang pada Senin, sementara 103 orang masih belum ditemukan, menurut pemerintah Prefektur Ishikawa.
Di daerah-daerah yang dilanda bencana, salju telah menumpuk setebal 13 centimeter (cm) di Suzu, 12 cm di Nanao dan 9 cm di Wajima pada pukul 08.00 Senin pagi (waktu setempat), kata Badan Meteorologi Jepang.
Baca juga: Beginilah kondisi pasar pagi populer di Jepang yang terdampak gempa
Lebih dari 2.300 orang di prefektur itu masih terputus aksesnya, terutama karena jalan-jalan yang rusak.
Pada Minggu (7/1), menurut otoritas setempat, lebih dari 28.000 orang tinggal di tempat-tempat penampungan.
Baca juga: Toyota belum mulai produksi di Jepang karena pemasok terdampak gempa
Baca juga: Wanita 90 tahun diselamatkan lima hari setelah gempa Jepang
Baca juga: Tidak ada masalah berarti pada PLTN akibat gempa di Jepang
Sumber: Kyodo-OANA
Penerjemah: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024