Sekretaris SKK Migas Gde Pradnyana di Jakarta, Rabu mengatakan, pihaknya terkejut mendengar berita penangkapan tersebut.
"Kami belum bisa berkomentar banyak. Kami terkejut mendengar berita yang baru kami ketahui itu," katanya.
Namun demikian, lanjutnya, industri migas yang memberikan kontribusi penerimaan bagi negara hingga Rp300 triliun per tahun, tidak boleh berhenti.
"Operasi migas tetap berjalan dan tidak boleh berhenti," tambahnya.
Untuk sementara, menurut Gde, tugas Kepala SKK Migas ditangani Wakil Kepala SKK Migas dan pejabat lainnya.
"Masih ada Pak Waka SKK Migas dan pejabat lainnya yang akan menjalankan operasi kegiatan migas," ujarnya.
Hal senada dikemukakan Kepala Bagian Humas SKK Migas Elan Biantoro.
Ia belum bisa menanggapi berita penangkapan tersebut.
"Tapi, kami tetap bekerja seperti biasa. Pejabat lain akan menjalankan operasi migas," katanya.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini di rumah dinasnya di Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan, pada Selasa (13/8) malam.
Rudi diduga menerima suap senilai ratusan ribu dolar AS dari perusahaan migas swasta.
Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013