Saya jelaskan bahwa saya tidak mungkin berhadapan dengan sikap para ulama di Bondowoso. Kultur seperti ini yang memang harus dipahami. Mendapat penjelasan saya itu, DPW bisa memahami posisi kami."
Bondowoso (ANTARA News) - Ketua DPC Partai Kebangkitan Bangsa Kabupaten Bondowoso Achmad Dhofir membantah telah membelot dari kebijakan partainya untuk mendukung pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Khofifah Indar Parawansa dengan Herman S Sumawiredja dalam Pilkada Jatim yang akan digelar 29 Agustus 2013.
"Sampai sekarang DPC PKB Bondowoso tidak pernah mengadakan rapat pengurus yang mengambil keputusan untuk mendukung atau membelot dari kebijakan partai untuk Pilkada Jatim ini," katanya kepada Antara di Bondowoso, Selasa malam.
Ia mengatakan dirinya bersama dengan pengurus lain saat ini fokus untuk membesarkan PKB menghadapi Pemilu Legislatif 2014.
Mengenai Pilkada Jatim, ia menangkap fakta bahwa para ulama yang menjadi panutan pengurus dan warga PKB mendukung pasangan Soekarwo dengan Siafullah Yusuf (Karsa). Padahal PKB sendiri merupakan pendukung utama pasangan Khofifah dengan Herman (Berkah).
Dhofir mengaku sudah dihubungi pengurus DPW PKB Jatim terkait pemberitaan bahwa PKB Bondowoso telah membelot dengan memberikan dukungan kepada pasangan Karsa.
Dhofir menjelaskan kepada DPW PKB Jatim mengenai kondisi di Bondowoso yang kultur panutan masyarakatnya adalah ulama.
Karena itu, dirinya tidak ingin berhadapan dengan ulama.
"Saya jelaskan bahwa saya tidak mungkin berhadapan dengan sikap para ulama di Bondowoso. Kultur seperti ini yang memang harus dipahami. Mendapat penjelasan saya itu, DPW bisa memahami posisi kami," kata Ketua DPRD Bondowoso tersebut.
Ia mengatakan bahwa pada pemilihan bupati yang lalu di Bondowoso, ia dan timnya secara penuh dan terang-terangan mendukung pasangan Amin Said Husni dengan Salwa Arifin, karena semua ulama dan warga NU di Bondowoso mendukungnya.
"Untuk pemilihan gubernur ini faktanya seperti ini. Karena itu saya memilih untuk tidak ada gesekan di PKB sendiri dengan kalangan ulama. Kalau saya ibaratkan, suara PKB dalam pemilu secara nasional itu adalah pohon, sedangkan bupati atau gubernur adalah buahnya. Untuk apa kami punya buah tapi tidak punya pohon?" kata mantan politisi Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU) ini.
Dhofir mencontohkan realitas politik di Kabupaten Situbondo, dimana PKNU memiliki kader yang menjadi bupati, namun dalam pemilu secara nasional partai itu kalah.
Karena itu, ia tidak ingin pada Pemilu 2014 PKB kehilangan "pohon". Ia bertekad agar PKB Bondowoso bisa mendulang suara sebanyak-banyaknya pada 2014. (M026/M008)
Pewarta: Masuki M Astro
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013