Jakarta (ANTARA) - Akademisi dari Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Alwiyah Nur Syarif menekankan pentingnya fungsi dialog dalam keluarga guna mencegah keretakan dalam rumah tangga.

"Ayah, ibu, dan anak-anak kita sebenarnya memiliki komunikasi dan kolaborasi yang sangat baik ketika semuanya bisa dikondisikan," ujar Alwiyah dalam diskusi Parenting Moderasi Beragama di perayaan Hari Amal Bhakti Kementerian Agama di JCC Senayan, Minggu.

Alwiyah menyoroti era modernisasi saat ini yang membuat seseorang ataupun anggota keluarga cenderung terpaku pada media sosial daripada dunia nyata.

Kecanduan terhadap media sosial tersebut kerap berdampak pada kurangnya komunikasi dan perhatian dari orang tua kepada anak-anaknya.

"Hal tersebut dapat membuat hubungan menjadi renggang, bahkan jika tidak bijak, faktor digital dapat merusak ikatan keluarga," kata dia.


Baca juga: Membangun keluarga sakinah dengan memutus rantai tengkes

Baca juga: Kemenag sasar empat isu dalam program gerakan keluarga maslahat

Instruktur Moderasi Beragama Kemenag itu juga menyinggung soal keterkaitan moderasi beragama dengan pola pengasuhan anak. Orang tua harus saling membuka ruang dialog di antara anggota keluarga dan tak boleh membatasi diri.

"Moderasi beragama menjadi pondasi dan semangat untuk para orang tua dan anak-anak agar hubungan keluarga menjadi lebih baik," ujarnya.

Sementara itu, artis ibu kota Mona Ratuliu yang menjadi narasumber dalam diskusi tersebut memberikan pandangannya terkait tantangan yang dihadapi keluarga modern.

Ia mengatakan bahwa banyak keluarga cenderung mencari bantuan dari guru atau profesional seperti psikolog ketika menghadapi masalah.

Bagi Mona, yang lebih penting adalah pandangan orang tua terhadap konsultasi tersebut. Ia menekankan bahwa orang tua memiliki tanggung jawab penuh terhadap tumbuh kembang anak-anak mereka.

"Jangan hanya mengandalkan psikolog atau guru. Menjadi orang tua itu seperti menjadi murid seumur hidup. Belajar terus untuk memahami cara berkomunikasi dengan anak-anak yang berkembang, baik itu balita maupun anak yang sudah kritis," kata dia.


Baca juga: Kemenag sasar 20.277 desa untuk penguatan keluarga maslahat

Baca juga: Kemenag: Keluarga berperan penting cegah perilaku perundungan

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024