“Dia adalah salah satu pemain dan pelatih sepak bola terhebat sepanjang masa. Ia berani, bersemangat, dan ia meninggalkan pelajaran penting tentang cinta, dedikasi, dan kemauan untuk sepak bola negara ini dan dunia,” kata Lula dikutip dari AFP, Minggu.
Zagallo, yang bermain bersama Pele di timnas Brasil yang menjuarai Piala Dunia 1958 dan 1962, serta berdedikasi sebagai seorang pelatih, meninggal pada Jumat karena kegagalan beberapa organ tubuh.
Rumah Sakit Barra D'Or di Rio de Janeiro mengungkapkan, Zagallo mengalami serangkaian masalah kesehatan dalam beberapa bulan terakhir.
Kepergian Zagallo pun menyisakan banyak pesan dan kenangan dari beragam tokoh sepak bola di seluruh dunia.
Zagallo juga dikenang sebagai satu-satunya pemain lain yang memenangkan Piala Dunia sebagai pemain dan pelatih selain Franz Beckenbauer dari Jerman (1974 dan 1990) dan Didier Deschamps dari Prancis (1998 dan 2018).
“Pengaruh Zagallo terhadap sepak bola, dan khususnya sepak bola Brasil, adalah yang tertinggi,” kata Ketua FIFA Gianni Infantino.
Infantino menyebut pemain sayap kiri bertubuh mungil itu sebagai seorang "jenius taktis", dan menggarisbawahi perannya dalam empat dari lima gelar Piala Dunia milik kekuatan skuad sepak bola Brasil.
“Dia akan dikenang sebagai ‘Godfather’ sepak bola Brasil dan kehadirannya akan sangat dirindukan. Kisah Piala Dunia FIFA tidak bisa diceritakan tanpa Mario Zagallo,” kata Infantino.
Para pemain saat ini dan mantan pemain juga memberikan penghormatan, termasuk Ronaldinho, Romario, Bebeto, Taffarel, dan Cafu.
"Terima kasih atas segalanya, Profesor!!! Beristirahatlah dengan tenang," tulis Ronaldinho di Instagram, dengan mencantumkan foto dirinya dan Zagallo.
Konfederasi Sepak Bola Brasil (CBF) mengatakan, mengheningkan cipta selama satu menit untuk Zagallo akan diadakan pada pertandingan mendatang.
Selain itu, banyak klub papan atas Brasil juga memberikan penghormatan, termasuk klub tempat Zagallo bermain dan melatih, seperti tim Rio de Janeiro Botafogo, Flamengo, Fluminense, dan Vasco.
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Roy Rosa Bachtiar
Copyright © ANTARA 2024