Menurut sumber itu, sejumlah militan tewas dan empat orang ditangkap di daerah yang sama pada Minggu. Ia tidak memberikan penjelasan mengenai korban tewas dalam serangan Senin, lapor AFP.
Pesawat-pesawat militer membom tempat persembunyian di dan sekitar Gunung Chaambi, dimana pasukan Tunisia melacak militan sejak Desember tahun lalu.
Operasi serangan itu dilancarkan di daerah yang sama dimana militan garis keras menyerang dan membunuh delapan prajurit bulan lalu.
Peristiwa pada 29 Juli di dekat perbatasan Aljazair itu merupakan salah satu serangan terbesar terhadap pasukan keamanan di negara tersebut dalam beberapa dasawarsa ini.
Pada Mei, tentara dan polisi Tunisia memburu lebih dari 30 tersangka militan terkait Al Qaida di dekat perbatasan negara itu dengan Aljazair, dan Presiden Moncef Marzouki pergi ke daerah itu untuk mengawasai operasi tersebut.
Tunisia semakin khawatir atas serangan-serangan yang dituduhkan pada militan garis keras bersenjata.
Menteri Dalam Negeri Lotfi Ben Jeddou kepada parlemen beberapa waktu lalu mengatakan, militan yang diburu oleh militer di perbatasan Tunisia dengan Aljazair adalah veteran perang Mali, dimana pasukan Prancis campur tangan untuk menumpas kelompok garis keras.
"Mereka datang dari Mali," kata menteri Tunisia itu selama sidang terbuka di majelis nasional, seperti dikutip AFP.
"Saya ingin sidang ini tertutup agar saya bisa mengatakan lebih banyak," katanya kepada para anggota parlemen, yang mencecarnya dengan pertanyaan-pertanyaan mengenai perburuan terhadap dua kelompok yang bersembunyi di daerah perbatasan yang kata kementerian dalam negeri terkait dengan Al Qaida.
Ben Jeddou mengatakan sebelumnya, satu kelompok yang diketahui berada di sekitar Gunung Chaambi terdiri dari sekitar 20 orang, "separuh diantaranya orang Tunisia dan separuh lagi warga Aljazair", sementara kelompok kedua yang berada di daerah Kef sebelah utara lagi mencakup selusin militan bersenjata.
Ia menekankan, kelompok Chaambi diburu sejak Desember ketika mereka dituduh melancarkan serangan terhadap sebuah pos perbatasan yang menewaskan seorang polisi.
Namun, ia mengatakan, perburuan ditingkatkan sejak akhir April, ketika bom-bom rakitan yang dipasang oleh militan mulai melukai anggota-anggota angkatan bersenjata yang memeriksa daerah itu.
Sebanyak 16 prajurit dan anggota garda nasional cedera, beberapa dari mereka dalam keadaan serius, dalam serangan-serangan militan.
Pemerintah Islamis Tunisia saat ini juga sedang menghadapi peningkatan protes oleh oposisi sekuler yang menuntut pengunduran diri mereka.
Oposisi, yang marah atas pembunuhan dua pemimpin mereka dan terilhami oleh penggulingan presiden Islamis oleh militer di Mesir, berusaha menggulingkan pemerintah Tunisia yang dipimpin partai Islamis Ennahda.
Penerjemah: Memet Suratmadi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013