Pelemahan rupiah saat ini bukan karena fundamental ekonomi Indonesia

Jakarta (ANTARA News) - Mata uang rupiah terhadap dolar AS pada awal pekan sore bergerak minim fluktuasi seiring dengan aktivitas dari beberapa pelaku pasar di dalam negeri yang belum normal pasca libur panjang Lebaran.

Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin sore bergerak melemah sebesar lima poin menjadi Rp10.285 dibanding sebelumnya di posisi Rp10.280 per dolar AS.

"Nilai tukar rupiah di pasar uang domestik minim fluktuasi cenderung melemah terhadap dolar AS paska libur Lebaran, sebagian pelaku pasar juga belum terlalu aktif," ujar pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Ruly Nova di Jakarta, Senin.

Ruly Nova menambahkan melemahnya nilai tukar rupiah seiring dengan investor asing yang keluar dari pasar surat utang negara (SUN) menyusul imbal hasil (yield) yang di bawah besaran inflasi.

"Pelaku pasar mengharapkan yield SUN di atas besaran inflasi yang sekitar delapan persen, saat ini yield SUN sekitar tujuh persen," kata dia.

Menurut Ruly, jika imbal hasil SUN tinggi maka dapat menjadi menarik bagi investor sehingga pelaku pasar kembali masuk ke pasar surat utang domestik.

"Pelemahan rupiah saat ini bukan karena fundamental ekonomi Indonesia," ucapnya.

Sementara itu, analis Riset Monex Investindo Futures, Zulfirman Basir menambahkan, nilai tukar rupiah masih dibayangi oleh kekhawatiran pengurangan stimulus moneter The Fed, kembalinya kecemasan atas Yunani, dan tingginya inflasi Indonesia.

Meski demikian, lanjut Zulfirman, pelemahan masih bersifat bertahap dan terkendali seiring Bank Indonesia tetap berkomitmen menjaga stabilitas rupiah.

"Investor saat ini mungkin bersikap waspada menjelang pertemuan BI pada hari Kamis (16/8) mendatang untuk melihat apakah ada perubahan suku bunga acuan BI," kata dia.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari Senin ini, tercatat mata uang rupiah menguat menjadi Rp10.287 dibanding sebelumnya di posisi Rp10.288 per dolar AS.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2013