Sosialisasinya kan digencarkan, sehingga semakin banyak yang melapor
Jakarta (ANTARA) - Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Nahar mengatakan meningkatnya kesadaran masyarakat untuk berani melaporkan kasus kekerasan menjadi salah satu penyebab naiknya jumlah pelaporan kekerasan terhadap anak selama 2023.
"Sosialisasinya kan digencarkan, sehingga semakin banyak yang melapor," kata Nahar di Jakarta, Jumat.
Selain itu, menurut dia, ada infrastruktur dan sumber daya manusia terkait layanan pelaporan yang kini lebih merata.
"Kami fasilitasi layanan pengaduan ini (SAPA 129) disebar di 34 provinsi. Karena sebelumnya hanya di pusat, di daerah punya nomor sendiri. Lalu setelah sosialisasi, kami siapkan instrumen, sistem, dan SDM-nya. Itu berdampak pada bertambahnya angka pengaduan," kata Nahar.
Baca juga: Wakil Ketua MPR sebut upaya pencegahan kekerasan anak harus serius
Masifnya pemberitaan mengenai kekerasan terhadap anak, menurutnya, juga berkontribusi pada kenaikan pelaporan kekerasan pada anak. "Itu juga berkontribusi positif sehingga kami lakukan konfirmasi ke daerah," kata Nahar.
Sebelumnya Kementerian PPPA menyebut jumlah pengaduan kasus kekerasan terhadap anak selama tahun 2023 naik tiga kali lipat dari tahun 2022.
"Layanan pengaduan melalui Call Center 129, WA 08111-129-129, jumlah pengaduan tahun 2023 melonjak naik tiga kali lipat dari tahun 2022 sebanyak 957 menjadi 2.797 orang korban dari 1.044 kasus kekerasan anak," kata Nahar.
Baca juga: KPPPA: Pengaduan kasus kekerasan anak naik tiga kali lipat selama 2023
Baca juga: Menelusuri akar masalah untuk meredam kekerasan oleh anak
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024