Kairo (ANTARA News) - Situasi perang yang masih berkecamuk di Lebanon menyulitkan evakuasi jenazah Siti Maesarah, warga negara Indonesia (WNI) yang meninggal akibat serangan militer Israel. "Jenazah almarhumah (Siti Maesarah) masih berada di rumah sakit Tyre, sekitar 90 km selatan Lebanon, belum memungkinkan dievakuasi karena kawasan itu dinyatakan sebagai kawasan bahaya perang," kata Kuasa Usaha Ad Interim (KUAI) Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Beirut, Anindita Harimurti Axioma, yang dikonfimasi ANTARA News dari Kairo, Sabtu (29/7). Disebutkan, almarhumah yang berstatus sebagai tenaga kerja wanita (TKW) meninggal bersama majikannya warga negara Kuwait pada hari kedua agresi militer Israel ke Lebanon dua pekan silam. Pihak KBRI sendiri belum melihat jenazah Siti Maesarah di Rumah Sakit Tyre. Informasi meninggalnya WNI dan majikannya, Abdullah Bin Massi, itu diperoleh KBRI Beirut dari Kedutaan Kuwait di Lebanon. "Kami secara intensif melakukan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait, seperti Kementerian Luar Negeri Lebanon, Palang Merah setempat, dan Kedubes Kuwait dalam upaya evakuasi jenazah almarhumah," katanya. Ditanya kapan evakuasi itu dapat dilakukan, KUAI Anindita menegaskan, "Bukan masalah kapan dievakuasi, tapi bagaimana evakuasi dilakukan. Persoalannya jenazah itu berada di kawasan paling berbahaya perang, maka sulit dievakuasi saat ini". Sementara itu, menyangkut evakuasi warga Indonesia dari Lebanon ke Suriah, saat ini sudah rampung. "Kita sudah melakukan dua kali evakuasi WNI dari Lebanon ke Suriah. Yaitu pertama 40 orang termasuk Pak Dubes (RI untuk Lebanon Abdullah Syarwani), dan evakuasi kedua berlangsung pekan lalu sebanyak 20 orang," tambah Anindita. Saat ini, WNI yang masih bertahan di Lebanon sebanyak 24 orang lagi, di samping empat staf KBRI Beirut. "Dari hasil pelacakan KBRI, WNI yang masih tersisa di Lebanon ini tidak mau dievakuasi karena mereka (WNI) merasa berada di kawasanaman," kata Nawir Arsyad, staf KBRI Beirut. WNI yang masih tersisa di Lebanon itu beberapa di antaranya berstatus sebagai TKI (tenaga kerja Indoneia). Selain itu, katanya, terdapat seorang mahasiswa Indonesia di Beirut saat ini berlindung di KBRI dan belum bersedia dievakuasi.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006