Teheran (ANTARA) - Kelompok ISIS pada Kamis (4/1) mengaku bertanggung jawab atas dua ledakan bom mematikan di Kota Kerman, Iran tenggara.
ISIS merilis sebuah pernyataan yang menyebutkan bahwa dua pelaku bom bunuh diri mereka menggunakan sabuk peledak dalam dua "operasi", menurut kantor berita resmi Iran IRNA.
Sedikitnya 84 orang tewas dan 284 lainnya terluka pada Rabu (3/1) dalam dua ledakan di dekat makam jenderal tinggi Iran Qassem Soleimani di Kerman ketika sedang berlangsung acara peringatan empat tahun kematian Soleimani akibat serangan drone Amerika Serikat (AS).
Sebelumnya, IRNA mengutip sebuah sumber informasi yang melaporkan bahwa rekaman kamera pengawas dan bukti-bukti lain di sekitar ledakan pertama menunjukkan bahwa ledakan tersebut merupakan serangan bunuh diri.
Ledakan kedua, yang masih dalam penyelidikan, "kemungkinan besar" juga merupakan serangan bunuh diri, kata sumber tersebut.
Ledakan pertama berjarak sekitar 700 meter dari makam dan ledakan kedua berjarak 1 kilometer.
Rahman Jalali, wakil gubernur Provinsi Kerman untuk urusan politik dan keamanan, mengatakan kepada IRNA bahwa ledakan tersebut dilakukan oleh "teroris".
Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei pada Rabu dalam sebuah pernyataan bersumpah "balasan keras" akan diberikan kepada mereka yang melakukan dan memerintahkan "aksi teror" mematikan tersebut.
Soleimani, salah satu komandan militer paling kuat di Iran, terbunuh pada 3 Januari 2020, di dekat Bandar Udara Internasional Baghdad dalam sebuah serangan drone pasukan AS.
Dia dimakamkan di kota kelahirannya, Kerman, setelah upacara pemakaman yang dihadiri jutaan pelayat di seluruh Iran.
Iran mengecam pembunuhan itu sebagai "terorisme negara" dan bersumpah akan membalas kematian Soleimani.
Pewarta: Xinhua
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2024