Surabaya (ANTARA News) - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menjalin kerjasama dengan PT Pertamina (Persero) untuk memasarkan produk-produk Pertamina yakni bahan bakar minyak (BBM) dan bahan bakar gas (BBG). "Kerjasama ini penting dan strategis untuk mengembangkan ekonomi warga NU, sekaligus membantu Pertamina untuk mengembangkan usaha," ujar Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina (Persero) Ari Soemarno di Surabaya, Sabtu. Ia mengemukakan hal itu terkait penandatanganan nota kesepahaman (MoU) Pertamina-PBNU yang ditandatanganinya bersama Rois Aam Syuriah PBNU KHM Sahal Mahfudh dan Ketua Umum PBNU KHA Hasyim Muzadi di sela-sela Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar (Konbes) NU di Surabaya (27-30/7). Di hadapan pengurus NU se-Indonesia, ia menjelaskan UU Migas Nomor 22 Tahun 2001 telah memposisikan Pertamina bukan lagi menjadi perusahaan pemegang monopoli dalam produksi migas mulai hulu hingga hilir. "Kalau di Jakarta saat ini sudah ada SPBU yang dikelola Shell milik AS dan Petronas milik Malaysia, karena itu kami bersinergi dengan NU untuk meningkatkan daya saing, khususnya di sektor hilir," ucapnya. Ia mencontohkan banyak pesantren yang memiliki lokasi strategis untuk pembangunan SPBU atau warga NU menjadi agen untuk memperluas distribusi elpiji. "Kami ingin riil, bukan sebatas MoU, lalu tidak ada tindaklanjut. Bagi warga NU sendiri, kerjasama itu akan meningkatkan kemandirian," katanya. Sementara itu, Rois Aam Syuriah PBNU KHM Sahal Mahfudh dalam sambutannya menegaskan bahwa kerjasama dengan Pertamina itu bukan kerjasama asal-asalan dan sembarangan. "PWNU dan PCNU yang ingin bekerjasama akan diseleksi, karena kami ingin kerjasama itu dilakukan secara profesional. Kalau perlu, kerjasama itu jangan dilakukan orang NU, tapi menunjuk tenaga ahli yang profesional," paparnya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006