"Kami masih upayakan untuk pencarian, dengan meminta bantuan pencari pasir dan kami harapkan segera ditemukan mobilnya," kata Kepala Polsek Srengat Kompol I Ketut Mudeta ditemui di lokasi kejadian, Minggu.
Ia mengatakan, mobil itu dikemudikan oleh seorang warga Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri. Saat itu, mobil dari arah Blitar, hendak menyeberang ke arah Tulungagung, lewat sungai Brantas tersebut. Diduga, mereka hendak silaturahim dengan keluarga bersamaan Lebaran ini.
Terdapat delapan orang penumpang sekaligus sopir yang berada dalam mobil itu. Saat akan bergerak turun ke perahu, enam penumpang turun dari mobil, sementara dua lainnya berada di dalam mobil.
"Mobil tiba-tiba meluncur, dan bahkan sempat menabrak pembatas perahu. Dua orang sempat tenggelam, tapi langsung ditolong pengelola perahu, sehingga tidak ada korban jiwa," katanya.
Pihaknya juga mengatakan, belum bisa mengevakuasi kendaraan itu, karena sampai saat ini belum ditemukan. Arus sungai sebenarnya tidak terlalu deras, tapi kedalaman sungai cukup tinggi sampai sekitar enam meter.
"Kami berharap segera ditemukan. Untuk penanganan selanjutnya, kami masih periksa pemilik perahu," jelasnya.
Sementara itu, pemilik perahu Hermanto mengatakan saat kejadian sebenarnya anak buahnya sudah menawari sopir untuk dikemudikan guna diseberangkan. Tapi, sopir menolak dan mengatakan bisa mengemudikan mobil.
"Saat itu, posisi perahu juga belum sepenuhnya siap, dan secara tiba-tiba mobil melaju begitu saja, bahkan menabrak pembatas," katanya.
Ia juga merasa tanggung jawab dan ikut meminta bantuan untuk mencari mobil tersebut. Ia berharap, mobil itu bisa segera ditemukan sehingga ia juga bisa segera beroperasi kembali.
Musibah kendaraan tenggelam yang lewat di jalur itu sudah yang ketiga kalinya selama ia mengoperasikan perahu sebagai jasa penyeberangan itu. Ia mengakui, fasilitas pengamanan memang minim, tapi selalu berupaya menjaga keselamatan penumpangnya, di antaranya menyediakan pelampung.
Saat ini, perahu yang mampu mengangkut tiga mobil sekali jalan untuk diseberangkan itu diberi garis polisi. Aktivitas penyeberangan pun macet, karena perahu tidak diperbolehkan dipakai.
Banyak dari calon penumpang terpaksa memutar kendaraannya, karena jasa penyeberangan itu ditutup. Para pemilik kendaraan baik roda dua ataupun roda empat sengaja memanfaatkan jasa penyeberangan perahu, demi menghindari kemacetan dan menghemat ongkos.
Biasanya untuk perjalanan dari arah Blitar ke Tulungagung memerlukan waktu normalnya sekitar 1,5 jam, tapi dengan menyeberang perahu hanya memerlukan waktu sekitar 15 menit.
Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013