Kuala Lumpur (ANTARA) - Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mendesak agar dalang aksi kekerasan di Provinsi Kerman dekat Iran pada Rabu (3/1) lalu yang merenggut nyawa dapat diadili.

“Sangat menyedihkan ketika beberapa bom dilaporkan meledak di Provinsi Kerman dekat Iran kemarin. Serangan ini telah merenggut hampir seratus nyawa tak berdosa dan melukai lebih dari dua ratus lainnya,” ujar Anwar melalui akun media sosialnya di Putrajaya, Kamis.

Malaysia memprotes dan mengutuk serta mengutuk keras segala bentuk kekerasan terhadap orang yang tidak bersalah.

Sudah hampir tiga bulan sejak dunia menyaksikan pembantaian orang-orang tak berdosa yang dilakukan Israel di Palestina dan yang terbaru di Lebanon dua hari lalu, ujar Anwar.

Malaysia menyampaikan belasungkawa kepada negara sahabat Republik Islam Iran dan warganya, dan Malaysia juga menyampaikan belasungkawa dan solidaritas, lanjutnya. Anwar pun mengatakan Malaysia mendesak agar dalang aksi kekerasan itu diadili.

“Di tahun baru ini, Malaysia ingin mengajak dunia untuk memprotes budaya kekerasan dan serakah serta menyelamatkan umat manusia secara universal,” ujar dia.

Dalam siaran medianya, Kementerian Luar Negeri Malaysia menyebutkan bahwa Malaysia mengecam keras pengeboman di kawasan Perkuburan Kerman di Kota Kerman pada 3 Januari 2024, yang telah merenggut setidaknya 95 nyawa dan ratusan orang cedera.

Malaysia dengan tegas menolak tindakan kekerasan apapun dan aktivitas kekerasan dan menyerukan agar mereka yang terlibat dibawa ke muka pengadilan segera, menurut pernyataan itu.

Wisma Putra juga mengatakan hingga saat ini tidak ada laporan warga Malaysia terlibat dalam tragedi tersebut. Kedutaan Besar Malaysia di Tehran terus memantau perkembangan dari waktu ke waktu dan selalu terhubung dengan pemerintah setempat untuk mendapat informasi terkini.

Baca juga: Korban tewas insiden pengeboman di Iran direvisi dari 103 jadi 84
Baca juga: Iran dan Malaysia sepakat percepat pertukaran tahanan
Baca juga: Pemulangan warga Malaysia dari Iran sertakan warga Singapura dan RI

Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2024