"Selain itu, Kemhan, KKIP, DPR RI, dan Defend Id perlu berkoordinasi aktif untuk mensukseskan kebijakan yang telah dirumuskan, sekaligus melakukan evaluasi lanjutan,"

Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi I DPR RI Dave Laksono berhasil meraih gelar doktor Ilmu Pertahanan dari Universitas Pertahanan (Unhan).

Dia berhasil mempertahankan disertasi dalam sidang terbuka di Kampus Unhan, Kamis. Dave lulus dengan predikat cumlaude dengan disertasi, kerja sama dan kemandirian industri pertahanan dalam mendukung produk domestik bruto sebagai upaya pertahanan negara.

Dia menjelaskan perlunya optimalisasi perumusan kebijakan oleh Kementerian Pertahanan (Kemhan) dan DPR RI, dalam kerja sama industri pertahanan dimulai dengan pengarusutamaan kebijakan secara botton-up.

"Selain itu, Kemhan, KKIP, DPR RI, dan Defend Id perlu berkoordinasi aktif untuk mensukseskan kebijakan yang telah dirumuskan, sekaligus melakukan evaluasi lanjutan," katanya.

Ia mengatakan, Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) dan industri pertahanan perlu meningkatkan material and capacity transfer, kemampuan maintenance, repair Dan overhaul (MRO), serta komitmen pelaksanaan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN).

"Hal tersebut juga tidak terlepas dari peran DPR RI melalui pembentukan regulasi dan road map anggaran, guna mendukung penyelenggaraan industri pertahanan ke arah kemandirian," katanya menegaskan.

Dave yang juga Ketua Umum Kosgoro 1957 menjelaskan produk domestik bruto (PDB) sebagai bagian penting dalam terbentuknya anggaran pertahanan, perlu menjadi perhatian Kementerian Perindustrian, Bappenas, Kemenko Bidang Perekonomian, Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Kementerian Pertahanan, Kementerian Keuangan dan sinergitas dengan Defend Id serta kolaborasi aktif dengan industri pertahanan swasta.

"Ini bagian penting yang perlu kita bangun sinergitasnya," ujarnya.

Dave juga mengusulkan agar pemerintah terus menempuh berbagai upaya agar Indonesia mampu mewujudkan Indonesia emas tahun 2045, diantaranya dengan pembangunan infrastruktur, kapasitas SDM, riset inovasi dan pengembangan bisnis, transformasi kebijakan dan regulasi, tata kelola data dan pengamanannya, hingga peningkatan investasi dan sumber pembiayaan.

Pilar transformasi ekonomi, lanjutnya sangat penting menjadi pendukung Indonesia Emas tahun 2045 tersebut. Berkaitan dengan penelitiannya tersebut, maka tentu sektor industri pertahanan dapat memberikan kontribusi tersendiri secara khusus dalam klaster industri manufaktur bagi PDB.

Pewarta: Fauzi
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2024