Kepala PVMBG Hendra Gunawan mengatakan awan panas guguran itu terjadi pukul 18.18 WIB dengan amplitudo maksimum 19 milimeter dengan durasi 155,56 detik.
"Masyarakat diimbau untuk menjauhi daerah bahaya yang direkomendasikan," kata Hendra dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis.
Sejak 5 November 2020 hingga sekarang, Gunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta tersebut menempati status kebencanaan level III atau siaga karena aktivitas vulkanik masih cukup tinggi berupa erupsi efusif.
PVMBG menyatakan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 kilometer, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 kilometer.
Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 kilometer dan Sungai Gendol 5 kilometer. Sedangkan, lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak.
PVMBG mengimbau masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya Gunung Merapi.
Baca juga: Gunung Merapi mengalami 71 gempa guguran
Baca juga: Gunung Merapi luncurkan 10 kali guguran lava ke Kali Bebeng dan Boyong
Baca juga: Ahli geologi ingatkan masyarakat patuhi peta kawasan rawan bencana
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024