UMKM yang memperhatikan isu lingkungan dalam menjalankan usahanya seperti pemanfaatan produk limbah serta proses produksi ramah lingkungan...
Jakarta (ANTARA) - Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso mengatakan produk UMKM, yang berfokus pada isu lingkungan, memiliki kesempatan lebih besar untuk memperluas pasarnya ke kancah global.
"UMKM yang memperhatikan isu lingkungan dalam menjalankan usahanya seperti pemanfaatan produk limbah serta proses produksi ramah lingkungan, secara tidak langsung telah memberikan edukasi kepada konsumen, dan memiliki peluang dalam memperluas pasarnya, karena isu lingkungan kini telah menjadi perhatian seluruh dunia," ujarnya dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, Pertamina juga telah memiliki program Go Green untuk diterapkan oleh UMKM binaan dalam menjalankan bisnisnya.
Ia pun berharap program Pertamina untuk UMKM tersebut bisa berdampak positif, mendorong kemajuan, dan mengembangkan kapasitas serta kualitas UMKM Indonesia.
Fadjar menambahkan kesadaran terhadap keberlanjutan telah mempengaruhi preferensi konsumen dan sejalan dengan gaya hidup ramah lingkungan (go green), yang saat ini popular.
Ia mencontohkan pelaku UMKM dari Surabaya, Jatim, Artistica Jewelry, yang menyajikan karya seni perhiasan dari limbah kaca.
"Perhiasan dengan sentuhan liontin dan manik-manik limbah kaca ini telah mendunia," ujarnya.
Artistica mengubah sampah dan barang-barang bekas menjadi perhiasan bernilai melalui kolaborasi dengan UMKM dan berfokus pada pengembangan generasi muda.
Saat ini, 90 persen produk Artistica telah diekspor ke Swedia, Puerto Rico, dan Malaysia.
"Pecahan kaca identik sebagai bahan yang tidak memiliki nilai dan bahkan dianggap berbahaya, namun kami merasa tertantang setelah banyak pelanggan dari luar negeri meminta perhiasan berbahan dasar recycle, hingga akhirnya kami mulai memproduksi plastik, kaca dari botol parfum, keramik pecahan piring, dan cangkir, serta limbah kulit, kerang mutiara, maupun limbah lainnya, menjadi bros, anting, gelang, dan kalung," kata Sieltje Kurniawan, pemilik Artistica Jewelry.
Ia pun berkolaborasi dengan perajin perhiasan dan asah batu di Pasuruan, Jawa Timur, untuk menghasilkan perhiasan pesanan pelanggannya.
Hal itu dilakukan karena dibutuhkan keterampilan dan ketelitian untuk memilah, memotong, dan melakukan proses faceting pada kaca recycle untuk membentuknya menjadi seperti batu permata.
"Mereka mengerjakan dengan cara tradisional, sehingga memungkinkan pelanggan untuk custom perhiasan yang mereka impikan. Kolaborasi ini bertujuan untuk memberdayakan para perajin, sehingga usaha ini tidak hanya sekadar untuk mencari profit, tetapi juga memiliki misi sosial, ekonomi, dan lingkungan," ujarnya.
Artistica juga berkolaborasi dengan pemulung, panti asuhan, dan peserta magang dari SMK dan universitas, serta bekerja sama dengan diaspora, disperindag, dinkop, serta pihak lain untuk mendukung proses produksi dan pemasaran produknya secara lokal dan internasional, serta melalui e-commerce luar negeri.
"Kolaborasi juga terjalin dengan UMKM seperti Khen Tenun (NTT) dan Lusee Bag Leather untuk menciptakan perhiasan dari sisa produksi," sebut Sieltje.
Konsep pemanfaatan limbah dan pemberdayaan kelompok UMKM itu menjadikan Artistica Jewelry sebagai pemenang ke-3 Pertapreneur Aggregator 2023, yang merupakan kompetisi proposal bisnis mitra binaan Pertamina, yang berdampak bagi komunitas dan lingkungan.
Baca juga: Program pembinaan UMKM Pertamina menghibahkan alat produksi gula semut
Baca juga: Pertamina dorong UMKM binaan ciptakan peluang usaha skala global
Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2024