London (ANTARA News) - Para politisi, tokoh agama, musisi, wartawam, mantan dutabesar, ilmuwan, ahli hukum, pengaca hak-hak asasi manusia, organisasi sosial seperti Oxfam, Save the Children dan mantan kabinet partai buruh serta dubes Inggris di Timur Tengah, meminta agar Tony Blair melakukam gencatan senjata di Libanon. Permintaan yang disampaikan anggota Parlemen dari Partai Buruh Kelompok seluruh Partai Libanon Andy Love, mantan Sekretaris Jenderal Pertahanan Partai Buruh Lord Hesley, Mantan Dubes Inggris di Saudi Arabia James Craig itu disampaikan dalam pesannya kepada PM Inggeris Tony Blair, yang dilansir The Independent, Jumat (Sabtu WIB). Halaman muka harian terkemuka Inggris itu berisi tandatangan para pemimpin politisi yang sangat `concern` dengan masalah di Timur Tengah tersebut yang berisi pesan `A message to Tony Blair: call for a ceasefire now`. "Kami yang bertanda tangan di bawah ini, meminta Perdana Menteri mengatakan kepada Presiden George Bush bahwa Inggris tidak akan mendukung posisi AS di Timur Tengah yang menimbulkan bencana kemanusiaan", kata pernyataan itu. Tony Blair hari ini melakukan lawatan ke Amerika Serikat bertemu dengan Presiden AS George Bush, sementara di kantor Downing Street, London terjadi demo besar-besaran yang mendesak Tony Blair untuk menghentikan segala tindakan agresi Israel di Libanon. "Kami mendorong bahwa persekutuan Inggris di PBB dan Uni Eropa untuk segera melakukan gencatan senjata," ujar seruhan yang ditandatangani mantan Dutabesar Inggris di Irak Harold Walker, di Thailand Derek Tonkin, di Norwegia, David Ratford, di Libia Oliver Miles, di Syria Basir Eastwood dan di Saudi Arabia James Craig. Para politisi itu juga minta agar Tony Blair mengajukan protes kepada Israel untuk menghentikan pertempuran yang tidak seimbang dalam merespons agresi Hizbullah dan memberikan tekanan agar Hizbullah menghentikan serangan balik ke Israel. "Your government has left Britain isolated from world opinion over Iraq," tegas pesan yang ditandatangani juga oleh Pimpinan Dewan Muslim Inggris Abdul Bari dan para professor di beberapa universitas terkemuka di Inggris. "Kami menolak kebijaksanaan luar negeri Inggris yang kembali membawa bencana," demikian pesan bersama yang dilansir harian Inggris tersebut. Sementara itu dikabarkan akan diadakan demonstrasi besar-besaran pada hari Minggu tanggal 30 Juli yang akan diikuti tidak saja oleh kaum Muslim yang berada di Kerajaan Inggris tetapi juga oleh lembaga sosial dan keagamaan lainnya dengan melakukan jalan dari Marble Arch menuju Regent Park London. Selama tiga hari terakhir ini juga diadakan serial demo di beberapa kedutaan, diantaranya di kedutaan Jordania, Mesir dan di depan kedutaan Arab Saudi yang bertujuan agar ketiga negara itu untuk mencabut dukungannya terhadap Israel.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006