"Astabrata adalah salah satu rumusan kepemimpinan nasional yang sudah ada sejak zaman kerajaan kuno di Nusantara dan bisa diterapkan di Indonesia saat ini," kata Dewi Aryani melalui siaran persnya, Sabtu.
Dewi mengatakan pemimpin nasional Indonesia mendatang harus memenuhi delapan kriteria meliputi, pertama, pemimpin nasional harus takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjadi teladan bagi masyarakat, visioner, serta memiliki komitmen nasional yang tinggi untuk kesejahteraan dunia.
Kedua, pemimpin nasional harus sabar dan setia, serta mampu memberikan kekuatan pada semua makhluk.
"Pemimpin harus bertindak adil, berwibawa, merakyat, tanpa pamrih, serta setia kepada negara dan bangsa sepanjang masa," katanya.
Ketiga, pemimpin nasional harus memiliki watak seperti dewa bulan yakni memberikan penerangan dalam kegelapan.
Pemimpin nasional, kata dia, harus dapat menciptakan suasana gembira, damai, memberikan solusi pada saat rakyat yang sedang bermasalah.
"Sinar rembulan yang lembut mampu memberikan kedamaian dan kesejukan bagi rakyat yang sedang menderitam" katanya.
Keempat, pemimpin nasional harus memberikan kesejukan bagi rakyat seperti angin bertiup menyejukkan yakni harus mampu memberikan solusi terhadap berbagai masalah yang dihadapi rakyat.
Kelima, pemimpin nasional harus berwibawa tetapi tidak menakutkan, sehingga timbul sikap peduli dan membagikan rezeki kepada rakyat secara merata.
Keenam, pemimpin nasional harus mampu menegakkan keadilan dalam pemberantasan kejahatan, terutama korupsi yang sudah merajalela saat ini.
Ketujuh, pemimpin nasional bersikap sabar, berwawasan luas, bisa meredam berbagai masalah bangsa, tanggap, pemaaf, dan menentramkan jiwa rakyat.
Kemudian, kedelapan, pemimpin nasional harus bersikap sabar, adil, pemurah dan pengasih dengan memberikan berbagai anugerah kepada umat, berupa sumber daya alam dan mineral, tumbuhan dan binatang demi kesejahteraan umat manusia.
Pewarta: Riza Harahap
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013