London (ANTARA News) - Mantan juara Eropa Liverpool mendapat undian bertanding melawan Maccabi Haifa dari Israel pada putaran ketiga kualifikasi Liga Champions pada Jumat, menimbulkan kekhawatiran akan keamanan klub Inggris tersebut. Situasi keamanan di Israel akibat konflik di Lebanon mendorong UEFA menulis surat ke Federasi Sepakbola (FA) Israel meminta tambahan jaminan keamanan untuk klub-klub yang akan main di sana. Tetapi manajer Liverpool Rafael Benitez mengatakan ia takut dengan kemungkinan yang dihadapi staf klub yang berangkat ke Israel pada saat negara itu terlibat aksi militer. "Tidak mungkin kita berangkat ke Israel untuk memainkan pertandingan sepakbola saat ini. Ini gila bahkan untuk mempertimbangkannya. UEFA tidak bisa menempatkan siapapun dalam risiko," katanya dalam situs web Liverpool. Pertandingan tersebut akan dipastikan tidak mengambil tempat di Haifa, yang dekat dengan zona konflik, tetapi akan digelar di Tel Aviv atau mungkin pindah ke negara netral. Pertandingan pertama direncanakan di Anfield pada 8 atau 9 Agustus dengan Haifa di kandang pada pertandingan kedua antara 22 atau 23 Agustus. Benitez menambahkan: "Saya sedih dengan orang-orang di sana saat ini karena ini adalah saat-saat yang menyedihkan bagi mereka tetapi kami harus menempatkan keamanan dan keselamatan setiap orang yang terlibat di atas apapun dan itu artinya kami tidak bisa berangkat ke sana. "Tidak akan mungkin berkonsentrasi pada pertandingan." Presiden Haifa Jacob Schachar mengatakan pada Sky Sports News bahwa ia mengerti kekhawatiran klub Merseyside itu tetapi menambahkan: "Ada banyak fans Liverpool di Israel dan saya harap pertandingan tersebut bisa berlangsung. "Kami akan senang pertandingan digelar di Haifa tetapi bisa saja dilaksankan di Tel Aviv yang lebih tenang," demikian Reuters.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006