Beirut (ANTARA News) - Perserikatan Bangsa-Bangsa mengungsikan pengamat tak bersenjatanya dari wilayah perbatasan dengan Israel, kata jurubicara badan dunia itu di Libanon Milos Struger hari Jumat. "Kami membawa pengamat Perserikatan Bangsa-Bangsa dari empat markas dekat perbatasan dengan Israel ke pangkalan Unifil di Naqoura demi keselamatan mereka," kata Struger kepada kantor berita Jerman DPA. Empat pengamat badan dunia tersebut tewas di markas mereka akibat dibom Israel dua hari lalu. "Delapan pengamat tentara Perserikatan Bangsa-Bangsa sementara dipindah dari daerah tapal batas di Naqoura. Mereka diungsikan dari Marwahin dan Markaba," kata Struger. Pengamat itu merupakan anggota Kelompok Pengamat Libanon, bagian dari Badan Pengawas Gencatan Senjata Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang didirikan tahun 1948, sebagai gerakan pertama pemeliharaan perdamaian bentukan badan dunia tersebut. Pengamat tentara itu bertugas memantau gencatan senjata, menyelia perjanjian persenjataan, mencegah kejadian kecil membesar dan membantu gerakan penjagaan perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa di wilayah tersebut. "Ada empat markas Kelompok Pengamat Libanon. Satu ditinggalkan lima hari lalu sesudah satu pengamat cedera akibat tembakan Hizbullah dan satu lagi hancur oleh pemboman Israel, yang menewaskan empat pengamat hari Rabu," kata Struger kepada kantor berita Prancis AFP. Tentara Denmark, yang mengirim pengamat, merupakan yang pertama mengumumkan pengungsian itu dalam pernyataannya yang dikeluarkan di Kopenhagen. Empat pengamat korban bom Israel adalah anggota Badan Pengawas Gencatan Senjata Perserikatan Bangsa-Bangsa, satuan dengan 155 anggota di bawah kepemimpinan Pasukan Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa di Libanon, yang dikenal dengan Unifil, beranggota sekitar 1.990 tentara di wilayah itu. "Seluruh markas Unifil di wilayahnya masih dikuasai dan dikelola oleh pasukannya," kata Unifil dalam pernyataannya, yang dilansir di Naqoura dan markasbesar Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York. Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa hari Kamis mensahkan resolusi menyampaikan rasa terkejut pada serangan Israel terhadap markas pengamat badan dunia itu di Lebanon, sehingga menewaskan empat prajurit pemelihara perdamaian, tapi tak menyampaikan pengutukan. Amerika Serikat menolak mengizinkan pengecaman terhadap Israel dalam pernyataan itu, tapi utusan Cina mengeluh bahwa versi terahir tersebut diperlunak setelah setiap isyarat pengutukan dikeluarkan. "Dewan Keamanan sangat terkejut dan sedih dengan penembakan oleh Pasukan Pertahanan Israel terhadap markas pengamat Perserikatan Bangsa-Bangsa di Libanon Selatan pada 25 Juli," demikian antara lain isi pernyataan itu, yang disahkan dengan suara bulat oleh dewan 15-anggota tersebut. Serangan hari Selasa di Khiam, Lebanon selatan, itu menewaskan pengamat tak bersenjata dari Austria, Kanada, Cina dan Finlandia. Banyak bagian rancangan resolusi asli dari Cina dibuang agar "pernyataan presiden tersebut" disahkan. Satu alinea, yang menyatakan "Dewan Keamanan mengutuk setiap serangan disengaja terhadap petugas Perserikatan Bangsa-Bangsa" dihapus, bersama satu kalimat, yang mestinya menyeru badan dunia itu terlibat dalam penyelidikan. Dewan Keamanan menyeru Israel "melakukan penyelidikan menyeluruh peristiwa itu dengan mempertimbangkan setiap bahan terkait dari Perserikatan Bangsa-Bangsa dan mengumumkan hasilnya sesegera mungkin". Dutabesar Israel Dan Gillerman menyebut resolusi itu "pernyataan sangat adil dan seimbang" dan kembali menyampaikan "belasungkawa" atas sesuatu yang dikatakannya "kecelakaan menyedihkan".(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006