Kalau di masjid biasanya ada yang komando, tapi di sini tidak ada. Saya merasa aneh jika harus berteriak-teriak sendirian."
Jakarta (ANTARA News) - Ribuan warga Kota Jakarta pada Rabu menghabiskan malam terakhir Ramadhan dengan berkumpul di sekitar Monumen Nasional tanpa melantunkan kalimat takbir, tahmid, maupun tahlil, sebagaimana layaknya "takbiran" pada umumnya.

Meskipun tidak terdengar sama sekali kalimat-kalimat takbir, sebagian warga mengaku datang ke Monas untuk "takbiran". Beberapa di antara mereka menjawab "tidak tahu" saat ditanya mengapa tidak terdengar teriakan yang pada umumnya terdengar setiap malam menjelang Hari Raya Idul Fitri.

"Saya tidak tahu, saya hanya datang ke sini untuk takbiran dan menikmati keramaian," kata seorang warga asal Jakarta Selatan, Riko.

Sebagian besar warga yang "takbiran" di Monas hanya duduk-duduk sambil menikmati jajanan dan melihat warna-warni kembang api yang sedang dinyalakan. Sebagian yang lain menonton atraksi debus, menyewa sepeda, atau sekedar bercengkrama bersama keluarga.

Sementara itu warga yang "takbiran" di jalanan sekitar Monas, khususnya Jalan Medan Merdeka Selatan, pada umumnya menaiki mobil sambil mengibarkan Bendera Merah Putih, menabuh bedug, namun tanpa melantunkan kalimat takbir.

Seorang warga asal Jakarta Utara, Alfian, mengatakan bahwa tidak adanya komando terpusat untuk melantunkan kalimat takbir membuat dia bersama keluarganya hanya bisa duduk-duduk sambil melihat kembang api.

"Kalau di masjid biasanya ada yang komando, tapi di sini tidak ada. Saya merasa aneh jika harus berteriak-teriak sendirian," katanya. (G005/KWR)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013