Garut (ANTARA News) - Sebagian besar dari areal tanaman padi seluas 2.566,1 hektar yang mengalami kerusakan akibat kekeringan di Kabupaten Garut Jawa Barat terpaksa dijadikan pakan sapi dan kerbau, sedangkan selebihnya dibenamkan ke dalam tanah agar bisa menjadi pupuk organik. "Langkah itu lebih baik daripada membiarkan tanaman padi yang rusak secara sia-sia," kata Risman (35), salah seorang warga tani Tarogong Garut yang ditemui wartawan di Garut, Jumat. Menurut Risman, akibat kerusakan tanaman padi itu sendiri, saat ini sekitar 12.831 Kepala Keluarga (KK) petani yang menghidupi sekitar 51.322 orang anggota keluarga mengalami kerugian lebih dari 5.131,9 ton padi dengan nilai sekitar Rp11,30 miliar. Dalam hubungan itu alumnus Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung itu meminta keseriusan Pemkab Garut untuk mengambil langkah-langkah mendasar guna membantu meringankan beban para petani setempat yang mengalami penderitaan pada setiap musim kemarau. Langkah dimaksud adalah memelihara serta memperluas jaringan irigasi pedesaan, karena nyaris setiap musim kemarau para petani selalu kesulitan air, sementara irigasi yang rusak agar segera diperbaiki. Risman juga menjelaskan, sebagian tanaman padi di Garut saat ini meranggas kering, sehingga tidak bisa membuahkan hasil berupa bulir padi, meski tanamannya sudah cukup tinggi. Sementara itu Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Kabupaten Garut Miftahul Rachmat menekankan perlunya tiga aspek pendekatan penanganan bencana alam kekeringan di daerahnya, yakni pendekatan strategis, teknis dan operasional. Pendekatan strategis berupa langkah-langkah indentifikasi wilayah rawan kekeringan dan endemik hama serta penyakit tanaman padi berdasarkan karakteristik biofisik yang meliputi tanah, iklim dan air sebagai suatu ekosistem. Disusul pendekatan teknis, yakni mengembangkan teknik prediksi dan prakiraan cuaca serta iklim untuk menduga terjadinya anomali iklim seperti kemarau yang nyata dan berkepanjangan. Sedangkan pendekatan operasional yaitu upaya untuk menghindari, mengurangi dan menanggulangi resiko bencana serta dampak kekeringan terhadap produksi pangan (padi). Menyikapi menurunnya pendapatan para petani akibat kekeringan, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Penanaman Modal (Disperindag-PM) Garut, Budiman, menyatakan bahwa kondisi itu merupakan akibat dari ketergantungan terhadap alam yang sangat tinggi. "Kekeringan merupakan hal yang wajar di musim kemarau, namun sangat diperlukan langkah antisipatif agar siklus alami kemarau panjang dari waktu ke waktu dapat teratasi secara lebih baik," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006