Jakarta (ANTARA News) - Jumlah pemudik yang berangkat dari Terminal Pulogadung, Jakarta Timur, sejak Kamis (1/8) hingga Selasa (6/8) menunjukkan penurunan sekitar 55 persen dibanding periode yang sama pada arus mudik 2012.
"Penurunan jumlah penumpang pada arus mudik tahun ini memang drastis, angkanya dapat melebihi 50 persen," kata Pelaksana Harian Kepala Terminal AKAP Pulogadung Jakarta Timur Adji Kusambarto di kantornya pada Selasa.
Hal itu, kata Adji, terlihat dari data perbandingan jumlah pemudik per harinya pada masa arus mudik yang menurun signifikan dibanding 2012.
Jumlah pemudik per harinya pada arus mudik tahun ini, kata Adjie, yakni pada Kamis (H-7): 814 penumpang, Jumat (H-6): 1057, Sabtu (H-5) : 3322, Minggu (H-4) : 4505 dan Senin (H-3) hingga Selasa (H-2) pagi : 3134. Jika diakumulasikan, jumlah pemudik yang sudah berangkat sebanyak 12.832 orang.
Data tersebut menunjukkan perbedaan yang cukup mencolok dengan data pada arus mudik tahun lalu, yakni pada H-7 : 4187 penumpang, H-6 : 3714, H-5 : 5032, H-4 : 6536 dan H-3 : 9499. Total akumulasi pemudik yang berangkat sejak H-7 hingga H-3 pada 2012 sebanyak 28.968 orang.
"Saya kira penurunan ini karena semakin banyaknya perusahaan swasta, BUMN dan instansi pemerintah lainnya yang mengadakan mudik bersama," kata Adji.
Menyinggung penjagaan keamanan di Terminal Pulogadung yang lokasinya dinilai rawan tindakan kriminalitas, Adjie mengatakan pihaknya telah mengerahkan 160 aparat keamanan gabungan dari tingkat Polda, Polres Jaktim, Polsek Pulogadung, bersama personel Pramuka dan juga TNI untuk berjaga sejak H-7 hingga H+7 (16 Agustus 2013).
Dia mengatakan dari data terkini, belum ada laporan gangguan keamanan seperti pencopetan, hipnotis, pembiusan dan macam lainnya.
PO bus mengeluh
Sementara itu, sejumlah Perusahaan Otobus (PO) di Terminal Pulogadung mengeluhkan sepinya penumpang pada arus mudik tahun ini yang membuat mereka berani menurunkan harga tiket hingga 50 persen.
"Saya jual tiket ke Surabaya, Rp300 ribu, jika Mas mau pulang ke Surabaya dan hanya punya uang Rp150 ribu, saya akan kasih, daripada tidak berangkat sama sekali," kata Pengurus PO Sanjaya, Peter Sitepu.
Pengurus Manajemen Perusahaan Bus lainnya, Garsinih dari PO Pahala Kencana yang melayani rute ke Madura, mengatakan pihaknya dapat menurunkan harga tiket dari semula Rp300 ribu menjadi Rp200 ribu karena sedikitnya jumlah pemudik.
Sedikitnya jumlah penumpang itu, kata Garsinih, yang menyebabkan penumpukan bus dan keterlambatan jadwal keberangkatan yang selalu dikeluhkan penumpang.
"Habis mau bagaimana lagi, kami dan perusahaan kami juga butuh pemasukkan," katanya.
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013