Washington (ANTARA News) - Deputi Menteri Luar Negeri AS William Burns yang berada di Mesir untuk membahas krisis politik di sana tak memiliki agenda untuk bertemu dengan presiden terguling Mohamed Moursi, kata Kementerian Luar Negeri AS seperti dikutip AFP, Selasa.


"Sampai detik ini, tak ada rencana untuknya guna bertemu dengan Mohamed Moursi," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Marie Harf kepada wartawan.


Namun dia mengakui bahwa Burns yang adalah diplomat senior utama AS Sabtu lalu memang bertemu dengan Khairat El-Shater, deputi pertama pemimpin Ikhwanul Muslimin.


Burns didampingi oleh para menteri luar negeri Qatar dan Uni Emirat Arabs, serta utusan khusus Uni Eropa Bernandino Leon.


Harf menyebut pertemuan itu untuk mencegah kekerasan lebih jauh, meredakan ketegangan dan memfasilitasi dialog inklusif di antara para pihak di Mesir yang bisa membantu transisi menuju sebuah pemerintahan sipil terpilih yang demokratis.


Mesir diguncang kekerasan politik setelah pada 3 Juli militer mengkudeta Moursi yang adalah pemimpin terpilih secara demokratis pertama di negeri itu.


Pekan lalu Menteri Luar Negeri John Kerry secara antusiastis berbicara mengenai militer yang dipujinya berupaya memulihkan demokrasi dengan menurunkan presiden terpilih Mesir itu.


Dia kemudian memperbaiki kata-katanya itu dengan menyeru ketenangan dan pemilu demokratis. Namun AS menolak mengatakan penggulingan Moursi sebagai kudeta militer. Jika ini dilakukan maka akan membuat Washington menunda bantuan tahunan 1,5 miliar dolar AS ke Mesir.


Israel telah meminta AS untuk terus memberikan bantuan itu karena meyakini menjadi dukungan kepada militer yang penting bagi penjagaan perdamaian di kawasan.


Morsi tak lagi pernah terlihat di depan publik sejak digulingkan, sementara kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Catherine Ashton pekan lalu menjadi pemimpin asing pertama yang menemui Moursi semenjak dia didepak. Saat itu Ashton mengatakan kesehatan Moursi baik-baik saja.


Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013