"Sepanjang 2023, terdapat 2.670 temuan konten digital bermuatan IRET (Intoleransi, Radikalisme, Ekstremisme, Terorisme)," ungkap Kepala BNPT RI Komisaris Jenderal Polisi Mohammed Rycko Amelza Dahniel di Kantor BNPT, Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat.
Ia menjelaskan dari 2.670 konten digital radikalisme dan terorisme yang ditemukan, sebanyak 1.922 konten telah diusulkan untuk dihapus atau take down. Sebagian besar konten digital bermuatan IRET ini terdapat di media sosial Facebook dan Instagram.
"Potensi terpapar radikalisme juga lebih tinggi terdapat pada wanita, generasi muda, khususnya gen-Z, dan mereka yang aktif di internet," jelas Rycko.
Baca juga: Kepala BNPT: 148 teroris ditangkap sepanjang tahun 2023
Rycko mengatakan jaringan teroris global juga masih melakukan aksi terorisme dan jaringan teroris dalam negeri terpantau aktif mengembangkan jaringan melalui berbagai aktivitas yang dapat diketahui melalui jumlah penangkapan terduga teroris sebanyak 148 orang sepanjang tahun 2023.
Kendati demikian, sepanjang tahun 2023 nihil serangan teror dengan kekerasan oleh jaringan terorisme di Indonesia.
"Sepanjang tahun 2023 alhamdulillah tidak ada serangan teror dengan kekerasan oleh jaringan terorisme. Kondisi ini mengindikasikan situasi keamanan Indonesia semakin membaik," ujarnya.
Baca juga: BNPT: Sepanjang 2023 nihil kasus serangan terorisme
Menurut dia, nihilnya kasus serangan teroris tahun ini merupakan dampak positif dari sinergi pemerintah dan masyarakat dalam pencegahan terorisme sehingga menciptakan situasi keamanan yang semakin baik.
Menjelang Tahun Baru dan Pemilu 2024, BNPT RI mengajak seluruh elemen bangsa dan masyarakat tetap bersatu mewujudkan Indonesia yang damai tanpa kekerasan dan harmoni sehingga dapat merayakan pesta demokrasi tahun 2024 dengan aman.
Baca juga: BNPT lakukan asesmen pastikan keamanan Natal dan tahun baru
Baca juga: BNPT paparkan sejumlah isu penting akhir tahun 2023
Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Didik Kusbiantoro
Copyright © ANTARA 2023