"Sampai hari ini dari kejadian tanggal 22 (Desember 2023) ya, hari Jumat. Berarti sudah tujuh hari, sudah seminggu. Sampai saat ini saksi yang telah kami periksa ada 13 (orang)," ujar Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur Inspektur Jenderal Polisi Imam Sugianto di Surabaya, Jumat.
Ia menyebut para saksi yang diperiksa merupakan orang-orang pada saat kejadian penembakan sedang berada di sekitar lokasi kejadian.
Kasus yang ditangani Tim Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim bersama petugas kepolisian setempat itu dikatakan Imam, mulai menemui titik terang.
Imam menduga pelaku penembakan satu orang dan ditargetkan identitas bisa diketahui pada awal Januari 2024 mendatang.
"Alhamdulillah analisa IT kita sudah kirim ke Mabes Polri, sudah ada petunjuk. Sedang dikembangkan oleh Ditreskrimum dan jajaran, mudah-mudahan doakan dalam waktu dekat ini bisa terungkap dengan baik. Mudah-mudahan awal Januari 2024 sudah bisa diketahui," tuturnya.
Mengenai senjata yang dipakai pelaku untuk menembak Muarah, jenderal polisi bintang dua itu menyebut diduga jenis revolver berkaliber 22 milimeter.
"Bisa rakitan, pistol juga ada berkaliber 22. Tapi di TKP (tempat kejadian perkara) tidak ditemukan selongsong, yang ditemukan adalah anak pelurunya," kata Imam.
Untuk diketahui, seorang tokoh masyarakat di Kecamatan Banyuates, Kabupaten Sampang, bernama Muarah (48), menjadi korban penembakan orang tak dikenal.
Muarah ditembak saat sedang ngopi bersama teman-temannya di depan toko, Jumat 22 Desember 2023, sekitar pukul 09.30 WIB.
Muarah ditembak sebanyak dua kali tembakan hingga tumbang. Setelah menjalankan aksinya, para pelaku berbadan kekar berbaju hitam dilengkapi penutup wajah itu langsung kabur mengendarai NMax.
Baca juga: Polres limpahkan kasus penembakan saat pemilu di Sampang ke Polda
Baca juga: Polisi periksa 11 saksi terkait penembakan di Sampang
Baca juga: Korban penembakan di Sampang jalani perawatan di RSUD dr. Soetomo
Pewarta: Willi Irawan
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2023