Jakarta (ANTARA News) - Beberapa umat Vihara Ekayana penasaran dengan kondisi Vihara Ekayana karena sempat diberitakan mengalami kerusakan.
"Sebagai umat di sini saya ingin lihat kondisinya. Ternyata tidak ada kerusakan, ibadah juga tetap berjalan lancar," kata salah satu umat, Haris Yusuf Wijaya (51), yang tinggal tidak jauh dari Vihara yang berlokasi di Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Senin.
Haris mengaku tidak ada lokasi saat ledakan terjadi Minggu (4/8) sekitar pukul 19.00 karena ia melakukan kebaktian pada gelombang pagi yang dimulai pukul 08.00. "Tadi pagi bangun tidur saya baru liat di TV, makanya setelah kerja saya langsung ke sini," ujarnya.
Menurut Haris beberapa hari sebelum kejadian, tidak ada tanda-tanda mencurigakan atau ada ancaman. Vihara yang menampung 2000 umat itu memang biasanya terbuka untuk umum.
"Saya tidak dengar ada ancaman. Kita semua umat dunia ingin ketenangan, harapannya begitu," tambahnya.
Selain penasaran memantau kondisi vihara, umat juga ingin memastikan abu dari keluarga mereka yang sudah meninggal dalam keadaan baik-baik saja. Di Vihara tersebut terdapat tempat penyimpanan abu orang meninggal yang sudah dikremasi. Abu tersebut disimpan, dimasukkan dalam guci dan diletakkan di tempat penyimpanan yang terdapat di lantai dasar juga lantai dua vihara.
"Wajar kalau banyak yang mengkhawatirkan kondisi abu. Bisa saja itu misalnya abu milik orang tuanya. Karena lokasi ledakan katanya dekat tempat penyimpanan abu," tambah Haris.
Sementara itu, Wakil Pimpinan Vihara Ekayana Dharmavimala memastikan tempat abu dalam kondisi aman.
"Tempat abu tidak masalah kok, letaknya jauh dari ledakan," ujarnya.
Ia menambahkan, Hikmah dari kejadian ini bahwa pengamanan itu perlu walau tempat ini terbuka untuk umum. Kita tentunya berharap semua orang lebih mengembangkan cinta kasih," tambahnya.
Terdapat tiga gelombang kebaktian di Vihara Ekayana yakni pukul 08.00 pagi, 10.00 siang, dan 17.00 sore. Kebaktian pagi menggunakan bahasa mandarin dan siang memakai bahasa sanskerta. Saat ledakan terjadi, umat sedang melakukan upacara persembahan dana kepada Bhiksu sehingga kebaktian berlangsung lebih lama dari jadwal biasanya.
Pewarta: Monalisa
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013